Menantu Dewa Obat

Bab 1111

Axel dan Alina telah menyibukkan diri selama dua hari tetapi mereka masih belum juga menemukan toko yang cocok.

Dan sekarang keduanya merasa sangat menyesal sekali. Seharusnya waktu itu mereka langsung mengiyakan ucapan manajer Moore saja.

Pagi ini, keduanya baru saja hendak pergi ketika mereka dihentikan di depan gerbang komunitas.

Yang menghalangi jalan mereka adalah Xavier.

Xavier berkata dengan bangga, "Paman, kakek menyuruh aku untuk memberitahumu."

"Malam ini, tanteku akan pulang dari kota Amethyst. Keluarga Shu akan mengadakan acara pesta makan malam dan semua anggota keluarga Shu di haruskan untuk hadir."

"Tidak hanya kalian saja tetapi juga si menantu benalu itu!"

Air muka Axel langsung berubah: "Tantemu pulang?"

"Bu... bukannya dia sudah ke luar negeri? Kenapa tiba-tiba dia pulang?"

Xavier mendengus dengan dingin. "Kenapa memangnya? Kau kira tanteku akan menghabiskan seumur hidupnya di luar negeri?"

"Biar aku kasih tahu yah, tanteku tidak hanya sesederhana pulang ke sini saja tetapi dia juga sudah tahu apa yang telah kau lakukan." “Tante sudah bilang bahwa orang luar tidak ada yang boleh ikut campur dengan urusan keluarga Shu.”

"Malam ini, kita harus menyelesaikan semua masalahnya."

"Hemm, kalian lihat sendiri saja nanti bagaimana penyelesaiannya!"

Setelah mengatakan itu lalu Xavier langsugn berjalan pergi.

Wajah Axel langsung memucat dan Alina pun ikut panik.

Tante Xavier yang paling besar adalah Chloe Shu, kakak tertua dari Axel yang merupakan putri sulung dari keluarga Shu.

Chloe ini sangat keras pendiriannya sejak dia masih kecil.

Di rumah ini, tidak ada satupun dari kedua adik laki-lakinya itu yang berani melanggar perintahnya.

Bahkan kedua orang tuanya pun menurutinya.

Kemudian dia menikah ke kota Amethyst.

Tidak sampai setengah tahun setelah menikah, dia mengambil alih perusahaan mertuanya dan langsung mengusir keluar keluarganya. Perusahaan farmasi keluarga Shu juga dimodali olehnya.

Orang yang memiliki status tertinggi dalam keluarga Shu sudah jelas bukan Tommy tetapi Chloe.

Kalau Axel dan Alex bertemu dengannya, mereka langsung gemetaran seperti tikus yang bertemu dengan kucing saja.

Bahkan orang-orang seperti Alina pun tunduk dengan Chloe!

Namun, tahun lalu dia sudah pergi ke luar negeri dan membuka perusahaannya di luar negeri. Dia sudah tidak pernah pulang selama dua tahun ini. Di luar dugaan, kali ini dia pulang lagi ke kota ini.

Axel merasa sangat cemas. Dia tahu bahwa dengan karakter Chloe itu, kepulangannya kali ini pasti tidak akan mengampuni mereka begitu saja! "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Ujar Axel dengan cemas.

Alina: "Bagaimana kalau kita diskusikan hal ini dengan Reva?”

Setelah mengalami begitu banyak hal, Alina sudah sepenuhnya percaya kepada Reva.

Saat terjadi sesuatu, dia akan langsung berpikir untuk mencari Reva dan membicarakan hal itu dengannya!

Axel langsung menggelengkan kepalanya, "Kau tidak bisa meminta Reva untuk menangani masalah ini."

"Dengan perangai kakakku itu, kepulangannya kali ini pasti ingin membereskan Reva."

"Kalau kita cari Reva, bukankah itu hanya akan menambah masalah lagi untuk Reva?"

"Kalau menurut aku, lebih baik jangan beritahu Reva mengenai hal ini dan jangan biarkan dia bertemu dengan kakak sulungku itu!"

Alina menggaruk – garuk kepalanya: "Apa... apa pantas seperti itu?"

"Dengan perangai kakak, kalau kita tidak membiarkan dia bertemu dengan Reva, apa dia akan

2/3

melepaskan kita begitu saja?"

Axel menghela nafas, “Haih... lalu kita harus bagaimana?"

"Reva sudah memperlakukan kita dengan sangat baik."

"Kalau Chloe melihatnya, dia pasti akan merusuh dan mengacau."

"Kalau masalahnya menjadi besar, nantinya malah akan membuat hubungan Nara dan Reva menjadi rusak. Dan ini adalah hal yang paling fatal!"

Alina memikirkannya dengan seksama dan masalahnya memang seperti itu.

Lalu dia mengangguk – angguk kemudian berkata, "Baiklah, lakukan saja seperti apa yang kau katakan."

"Jangan beritahu Reva tentang hal ini."

"Beberapa tahun terakhir ini, hutang budi kita kepada Reva sudah terlalu banyak. Kita tidak bisa membiarkan Reva mengalami penderitaan seperti ini lagi." "Kali ini, kita berdua harus menanggung masalah ini dan melakukan tugas kita sebagai orang tua."

Axel menggenggam tangan Alina. Keduanya memiliki tatapan mata yang tegas.

Mereka telah membuat keputusan. Tidak peduli bagaimana menderitanya mereka malam ini, mereka tidak bisa memberitahukannya kepada Reva!

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report