Menantu Dewa Obat
Chapter 116

Bab 116

Reva meninggalkan perusahaan bahan obat itu dan segera memberitahu Nara mengenai kejadian tadi.

Nara tampak terkejut dan hendal menelepon Axel tetapi dia dicegah oleh Reva.

Reva samar - samar merasa ada yang aneh dengan masalah ini.

Perusahaan bahan obat Axel belum terlalu lama didirikan. Lalu tiba-tiba ada orang yang menjual Astragalus bermasalah dalam jumlah besar. Ini kebetulan yang sangat aneh. Sudah jelas bahwa ada seseorang di balik layar yang sengaja ingin menipu Axel.

Oleh karena itu Reva tidak ingin membuat orang di belakang layar itu antisipasi dan waspada. Dia bermaksud untuk memancing keluar orang yang berada di balik layar itu.

Sekumpulan Astragalus ini diangkut ke perusahaan farmasi Shu dari perusahaan bahan obat Axel. Tetapi bahan-bahan ini tidak Nara gunakan sama sekali sehingga bahan-bahan ini lalu di kirim ke dalam gudangnya.

Ada kamera CCTV di gudang itu dan semua Astragalus itu di foto selama proses pengantarannya. Ini semua akan menjadi bukti nantinya.

Setelah lewat sekitar sepuluh hari.

Tiba-tiba Julian datang ke kantor Axel.

Axel yang telah mendapatkan banyak keuntungan dalam bisnis ini menjadi semakin senang dengan Julian.

"Julian, kau sudah datang, silahkan duduk!" ujar Axel sambil menyeduh teh untuk menyambutnya.

Wajah Julian tampak suram dan berkata: "Paman Shu, ada kabar buruk!"

"Ada apa?" tanya Axel dengan tertegun.

"Aku tertipu..." bisik Julian: "Manajer Brian itu menusukku dari belakang. Dia mengumpulkan setumpuk Astragalus yang bermasalah."

"Astragalus ini telah di asap dan benar-benar tidak memenuhi syarat."

"Aku baru saja mendapat kabar bahwa petugas pemeriksaan sedang menyelidiki keberadaan Astragalus ini!"

"Praanngg" Teko di tangan Axel langsung jatuh ke lantai.

Dia tampak ketakutan dan berkata dengan suara gemetar, "Mengapa...mengapa bisa seperti ini?"

"Aihh!" Julian menghela nafas dan dengan tak berdaya berkata, "Kita tidak pernah tahu isi hati seseorang meskipun merasa seperti telah mengenalnya bertahun tahun!"

"Manajer Brian ini saat menjadi anak buahku dia sangat hormat. Siapa yang bisa menduga ternyata dia melakukan hal seperti ini dibelakangku!"

Axel: "Lalu..lalu apa yang terjadi jika setumpuk Astragalus ini ditemukan?"

"Apakah semuanya akan disita?"

"Aku membeli astragalus ini dengan modal perusahaan yang cukup banyak."

"Jika semua barang ini disita, lalu.... lalu apa yang bisa kulakukan."

Julian dengan tak berdaya berkata, "Paman Shu, jika semuanya disita itu masih bukan masalah besar!"

"Masalahnya semua Astragalus ini telah dikirim ke perusahaan Farmasi Shu."

"Dan Farmasi Shu telah menggunakan semua Astragalus ini untuk membuat obat obatan dan sekarang telah dipasarkan obatnya."

"Jika sampai perusahaan farmasi Shu benar-benar diperiksa maka masalah ini benar-benar akan menghancurkan perusahaan farmasi Shu, paman!" "Apa?" Axel langsung merosot di kursi.

Keluarga mereka mendapatkan perusahaan farmasi Shu dengan susah payah.

Mobil mewah mereka, status mereka, dan pengeluaran mereka semua berasal dari perusahan farmasi Shu.

Jika perusahaan farmasi Shu musnah, bukankan mereka harus balik lagi ke masa -

213

masa sulit seperti dulu?

Axel telah bertahan selama setengah perjalanan hidupnya. Lalu bagaimana mungkin dia bisa menyerah demi hidupnya saat ini?

Apalagi jika perusahaan farmasi Shu sampai bangkrut hanya karena hal ini, para pemegang saham itu pasti tak akan pernah melepaskannya.

Tiba-tiba dia merasa bahwa kali ini barulah bencana yang sebenarnya.

"Julian, kau yang menjual semua Astragalus ini kepada kami, kau.. kau harus membantuku menangani masalah ini..."

Julian menghela nafas dan berkata: "Paman Shu, aku sengaja datang kesini untuk membantumu."

"Sekarang satu-satunya cara adalah mencari perusahaan farmasi lain dan mengatakan bahwa perusahaan farmasi inilah yang telah menerima Astragalus ini." "Dengan begitu maka perusahaan ini dapat dijadikan tameng perusahaan farmasi Shu."

"Tetapi perusahaan farmasi ini juga pasti hancur!"

Axel dengan bingung bertanya:"Lalu.. dimana aku dapat menemukan perusahaan farmasi ini?"

Julian kemudian berkata, "Aku memiliki sebuah perusahaan farmasi di tanganku...

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report