Bab 1280 Air susu dibalas air tuba

Pangeran memutar manik matanya ke arahnya. "Kau sakit yah?"

"Kenapa aku harus memberi satu bola mata itu kepadamu?"

Gladys berkata dengan terburu-buru, "Aku adalah anggota keluarga Charles..."

Sang pangeran langsung menyelanya, "Diam! Lama-lama telingaku bisa lumutan!"

"Memangnya kenapa kalau anggota keluarga Charles?"

"Aku tidak suka dengan kau, lantas kau mau apa?”

"Brengsek, Reva baru saja menyelamatkanmu tetapi kau sudah langsung melupakan budi baiknya!"

"Sekarang kau ingin kami menyelamatkanmu lagi? Jangan mimpi!”

Gladys sangat marah. Saat berada di ibukota, dia selalu mengandalkan status keluarga Charles sehingga tidak ada. orang yang berani mengganggu dan menyinggungnya. Namun siapa sangka ternyata identitas keluarga Charles sama sekali tidak ada gunanya di sini?

Gino menghela nafas.

SI Gladys ini sudah terbiasa dimanjakan sejak kecil sehingga terbiasa memberi perintah.

Kalau saja dia tahu tentang hal ini sebelumnya, seharusnya dia tidak menyinggung Reva barusan!

Saat melihat sekelompok ular merah itu hendak memanjat ke atas batu, dia hanya bisa menangkupkan tangannya dan berkata, "Tuan Lee, tolong bantu kami."

"Aku minta maaf kepadamu atas nama Gladys karena dia yang barusan menyinggungmu."

"Tolong jangan kau masukkan ke dalam hati. Menyelamatkan nyawa seseorang, berkah dan karmanya jauh lebih tinggi dibandingkan kau membangun sebuah pagoda bertingkat tujuh!" Reva sama sekali tidak memedulikannya tetapi dia malah berjalan ke sisi ular merah besar itu.

Ada seseorang yang bersembunyi di bawah ular merah besar itu, dan orang tersebut adalah Matt dari Rivoli.

Bisa dikatakan orang ini cukup pintar. Saat melihat ada sesuatu yang tidak beres, dia malah langsung menyembunyikan dirinya di bawah tubuh ular merah yang besar itu.

Namun, dengan perlahan sekelompok ular merah itu mengepung dan mengerumuninya. Sebentar lagi mereka sudah akan menemukannya.

Saat melihat Reva mendekat, Matt langsung memohon kepadanya, "Tuan Lee, tolong selamatkan aku, tolong

selamatkan aku..."

Reva meraih lehernya dan mengangkatnya keluar setelah itu dia melemparkannya ke sisi pangeran.

Orang tua itu jatuh dengan mengenaskan namun pada saat ini ekspresinya tampak penuh dengan rasa terima kasih. Dia bersembunyi di belakang pangeran untuk mengucapkan terima kasih. Devi menjadi panik saat melihat situasi seperti itu.

"Wehh, memangnya kau tidak dengar ucapanku?”

"Kau tidak mau menyelamatkan anggota keluarga Charles tetapi malah menyelamatkan sampah seperti itu? Apal maksudmu sebenarnya?"

"Apa kau menganggap remeh keluarga Charlesku?"

Reva meliriknya: "Waktu pertama kali aku menyelamatkanmu tadi, itu karena aku yang terlalu kurang kerjaan!”

"Tetapi, apa kau kira aku akan menyelamatkan wanita jalang sepertimu itu selama dua kali berturut-turut?"

Gladys: "Kau..."

Sekarang dia merasa sangat menyesal sekali di dalam hatinya. Kalau saja dia tahu tentang hal ini, seharusnya tadi dia tidak berbicara kepada Reva dengan cara seperti itu, kan?

Ular - ular itu masih berkeliaran di gua ini dan mayat - mayat orang di tanah langsung digigit dan dilahap hingga bersih oleh ular ular tersebut sehingga hanya meninggalkan tulang belulang saja di sini.

Gino memegang pisau panjang lalu dia memuntahkan darah sambil melawan ular - ular itu. Akhirnya dia berhasil melindungi Gladys dari serangan ular ular merah itu.

Namun tangan Gino semakin gemetaran. Dia sudah hampir tidak bisa bertahan lagi.

Asalkan dia mati maka Gladys pasti akan mati juga!

Gladys tampak sangat ketakutan sekali hingga ekspresinya tampak sangat pucat dan air mata langsung mengalir di pipinya.

Reva yang berdiri di pintu masuk gua berkata dengan suara yang berat saat melihat tidak ada lagi ular yang masuk. "Master Blynx, karena kau sudah tiba di sini, mengapa kau masih tidak mau masuk dan melihatnya sendiri?"

“Apa menurutmu ular, serangga, tikus dan semut seperti ini saja bisa membunuhku?”

Terdengar tawa dingin dari dalam gua, "Hahaha..."

"Reva, semua ular, tikus, semut dan serangga itu memang tidak bisa membunuhmu tetapi mereka cukup untuk membuatmu tak berdaya!"

"Hari ini, aku mau lihat siapa lagi yang bisa menyelamatkanmu?"

Sambil berbicara, tampak seorang lelaki tua berambut putih yang berjalan keluar dari dalam gua. Dia adalah master Blynx.

Pada waktu lalu itu setelah dia menelan sebagian tubuh dari serangga sihir Immortal tersebut akhirnya master Blynx tidak bisa mendapatkan kembali penampilannya yang muda itu.

Di belakang master Blynx tampak seorang pria yang pendek dan gemuk. Dan orang itu adalah Ryan, si raja neraka berwajah delapan!

Keduanya berjalan masuk ke dalam segerombolan ular itu dan ular - ular itu langsung membuka jalan kepada mereka. secara otomatis seolah-olah mereka takut kepada kedua orang tersebut.

Keduanya berjalan hingga ke sisi Reva. Yang satu di kiri dan yang satunya lagi di kanan sehingga membuat Reva berada di tengah-tengah mereka.

Master Blynx melihat ke sekelilingnya lalu terbahak dengan keras, "aku benar-benar tidak menyangka ada teratai api berdaun sembilan yang tersembunyi di tempat ini."

"Sepertinya kali ini, aku tidak hanya akan bisa membunuhmu saja tetapi aku juga bisa mendapatkan obat langka."

"Hahaha, ternyata kedatanganku kali ini tidak sia-sia juga!"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report