Menantu Dewa Obat -
Chapter 130
Bab 130
Tuan Tiger mencibir dan berkata, "Ya Kak, pemikiranmu lebih tepat."
"Kalau punya anak memang lebih cocok tinggal di villa."
"Kak Herman, villa itu aku berikan kepadamu dan apartemen kusisakan untuk diriku sendiri."
"Nantinya aku akan tinggal di Lavender Garden yang berada di depan villamu dan kau tinggal di villa Rose Garden. Dihitung - hitung kita juga masih tetanggaan. Betapa baiknya itu!" Herman: "Aku... aku..."
Reva langsung menyeletuk: "Karena dia sudah sangat tulus maka kau maafkan saja dia!"
"Oke, aku yang akan menangani masalah ini."
"Tiger, kau atur seseorang untuk membantu adikku pindah rumah."
"Nantinya kalian tinggal disana dan kita semua akan seperti satu keluarga yang tinggal bersama dan saling menjaga."
Tuan Tiger langsung tampak bersemangat.
Jika Reva menganggapnya satu keluarga maka kedepannya dia pasti memiliki banyak kesempatan meskipun hanya menjadi anak buah Reva.
Sedangkan Kenji yang menjadi anak buah Austin saja memiliki status serta aset seperti itu di kota Carson.
Reva dan Austin memiliki posisi yang hampir sama. Jika dia menjadi anak buah Reva dan mengikutinya, apakah ada kemungkinan dia juga bisa mencapai posisi dan status seperti Kenji. "Tuan Lee, jangan khawatir."
"Serahkan kepadaku semuanya pasti tak akan ada masalah."
"Oh yah, ngomong-ngomong putri kak Herman masih kecil. Nanti aku akan meminta pengasuh untuk pergi ke rumah kak Herman untuk membantu dan
merawat keponakan kecilku itu dengan baik. Pengasuh dirumahku itu orangnya sangat teliti."
Intinya Tiger mengatur urusan rumah Herman dengan baik dan teliti.
Melihat itu Reva sangat puas. Meski Tiger ini sedikit sombong sikapnya tetapi dalam hal lainnya dia cukup cakap dan bisa diandalkan.
Cukup jeli, cerdas dan mampu beradaptasi dengan luwes.
Yang paling penting adalah bahwa dia dapat melakukan pekerjaan yang baik dan buruk.
Reva tidak pernah melupakan dendam darah keluarga Lee-nya.
Dia sangat mengerti bahwa untuk membalas dendam dia harus mengumpulkan yang cukup. Tidak hanya dari finansial dan kekuasaan saja tetapi juga dari segi tenaga dan kekuatan. Kalau dari finansial dia bisa mengumpulkannya pelan-pelan dan masih ada waktu.
Tetapi kalau masalah kekuatan dia harus mengumpulkannya dengan cepat.
Tiger adalah calon yang sangat cocok untuk kebutuhan Reva. Kebetulan Reva membutuhkan orang seperti ini disisinya.
Reva berjalan ke sisi Tiger lalu mengulurkan tangannya dan menepuk kakinya dengan ringan.
"Bangunlah!"
Tiba-tiba Tiger merasa indra perasa di kakinya berfungsi kembali. Dia langsung berdiri dan dapat berdiri seperti biasa.
Dia merasa sangat gembira: "Tuan Lee, kau benar-benar seorang dewa!"
"Aku... aku pergi ke rumah sakit melakukan pemeriksaan untuk kedua kakiku ini, tetapi sama sekali tak berguna!"
"Aku tetap tak bisa bergerak. Sedangkan barusan kau hanya denganmenepuk kakiku saja dan kaki-ku langsung sembuh. Ini... ini benar-benar luar biasa!"
Kenji pun diam-diam tampak terkejut dan sambil tersenyum berkata: "Ya, benarkan kataku."
"Aku sudah bilang tuan Lee ini adalah seorang dokter hebat yang seperti dewa."
"Oke, sekarang kau jangan mengganggu lagi disini, pergi uruslah urusanmu sendiri. Aku masih ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan tuan Lee!"
Tiger pun mengangguk dengan cepat: "Ya, ya, baiklah. Kak Herman lebih baik kita langsung mengatur kepindahanmu sekarang saja, bagaimana?"
"Aku punya enam orang anak buah disini. Kau tidak perlu melakukan apa-apa. Dalam satu gerakan saja kau sudah dapat pindah kesana."
Lalu Herman memandang Reva yang mengangguk ringan sambil tersenyum itu. Reva berkata: "Oke, kau berilah mereka kesempatan untuk membantumu. Mereka juga sudah menunjukkan niat baiknya untuk membantumu."
"Nantinya kalian tinggalnya juga berdekatan dan akan menjadi tetangga."
Herman mengangguk tetapi hatinya masih saja bingung dan bimbang.
Dia benar-benar tidak mengerti bagaimana mungkin hanya dengan datang kesini sebentar saja dia sudah mendapatkan sebuah rumah.
Tadinya dia sudah bersiap-siap untuk kehilangan sebuat tangannya tetapi tak disangka hasilnya malah menjadi seperti ini?
Tiger kemudian menarik Herman pergi dan Vey masih berada di kantor Kenji.
Di dalam hatinya Vey merasa sangat menyesal.
Dulu saat dia bersama dengan Tiger, sebulan bisa mendapatkan setidaknya 10 ribu atau 20 dolar.
Dia hidup bersama Tiger tanpa status. Hanya menjadi mainan Tiger saja.
Dia pernah masuk ke dalam villa Tiger itu. Kemewahan di dalam villa itu benar benar memuaskan pandangannya.
Impian terbesarnya adalah tinggal di rumah mewah seperti itu suatu hari nanti.
Tetapi siapa sangka villa ini akhirnya malah diberikan kepada mantan suami yang telah diremehkannya selama ini. Jika hari ini dia masih bersama Herman, bukankah dia akan menjadi nyonya rumah dia villa ini?
Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report