Menantu Dewa Obat -
Chapter 145
Bab 145
Apple tak tahan untuk menyeletuk: "Kau sedang membual!"
"Kau bilang kau punya tujuh atau delapan unit rumah di Lavender Garden?"
"Mengapa kau tidak sekalian mengatakan bahwa kau juga memiliki beberapa villa di Rose garden saja?"
"Dan kau mengatakan bahwa kau adik Kenji Shim? Aku rasa kau memang benar-benar seorang penipu!"
Di saat yang bersamaan seorang pria di meja di sebelahnya berdiri dan berseru: "Dasar jalang, kau benar-benar keterlaluan, beraninya kau berbicara dengan tuan Tiger seperti ini?"
"Di jalan Selatan ini siapa yang tidak mengenal tuan Tiger?"
"Aku akan membunuhmu jika kau berani mengatakan tuan Tiger adalah seorang penipu, percaya tidak!"
Orang-orang di sekitarnya tiba-tiba bergumam dan menjadi ribut.
"Apakah dia adalah tuan Tiger?"
"Tuan Tiger yang mana?"
"Tuan Tiger dari jalan Selatam, memangnya masih ada Tiger apalagi disana?"
"Ya Tuhan ternyata dia adalah ketua jalan Selatan? Dia adalah seseorang yang sangat berkuasa di jalan Selatan. Tiger yang hanya dengan satu ucapan saja mampu mengguncang seluruh kota di jalan Selatan itu?"
"Siapa lagi selain dia?"
"Jika dia memang tuan Tiger. Jangankan beberapa rumah, dia mengatakan seluruh Lavender Garden itu miliknya pun aku percaya!"
Semua orang membicarakan dirinya dan melihat tuan Tiger. Tatapan mereka penuh dengan ketakutan.
Apa boleh buat, nama Tiger ini sudah sangat terkenal.
Apalagi dengan Kenji sebagai bekingannya bahkan sepulu keluarga terpandang di kota itu juga tidak ada yang berani melawannya.
Wajah Nara tampak penuh dengan kejutan. Dia tak pernah menyangka bahwa
seorang manajer pembelian di perusahaan bahan obatnya memiliki status seperti itu.
Apple hampir menangis, tentu saja dia pernah mendengar nama tuan Tiger.
Tetapi siapa yang dapat menyangka Tiger yang begitu menghormati Reva itu ternyata adalah tuan Tiger yang sebenarnya!
Jika dia mengetahuinya dari awal, bagaimana mungkin dia bersikap tidak sopan terhadap tuan Tiger?
"Apakah kau benar-benar tuan Tiger?" tanya Apple dengan suara gemetar.
"Menurutmu?" tanya Tiger.
Apple tampak bergidik dan menggigil sampai tak tahan lagi dan berkata: "Tuan Tiger, aku... aku bersalah terhadapmu. Maafkan aku, jangan... jangan masukkan ucapanku ke dalam hati. Aku benar-benar minta maaf."
Tiger tidak berbicara, dia menatap Reva dan menunggu keputusan Reva.
Reva terkekeh saat melihat raut wajah ketakutan Apple. Semua penghinaan yang dialaminya tadi sudah terbalaskan sekarang.
"Sudahlah, kau pergi menjamu para tamu dulu."
"Dia ini adalah sahabat direktur Shu, sisakan sedikit gengsi untuknya!"
Reva tertawa.
"Oke!" jawab Tiger dengan cepat lalu mengangguk dengan hormat: "Tuan dan nyonya Lee aku akan naik keatas untuk menjamu para tamu dulu." Nara dengan cepat berdiri dan berkata: "Tuan Tiger, silahkan."
Tiger langsung tampak gemetar karena ketakutan dan berkata dengan cepat, "Aihh, nyonya Lee, jangan memanggilku seperti itu, aku tak biasa!" "Kau dapat memanggilku Tiger saja kedepannya. Jangan panggil aku seperti itu lagi, aku tidak akan tahan."
Nara tampak bingung, bukannya ini tuan Tiger?
Seluruh perusahaan farmasi Shu tidak ada seorangpun yang begitu menghormatinya tetapi mengapa dia malah sangat menghormatinya? Kemudian Tiger pergi dengan horman dan Nara menatap Reva
"Apa yang terjadi sebenarnya?"
Reva tersenyum dan berkata: "Aku menyelamatkan hidupnya!"
"Kau?" Nara tampak bingung: "Bagaimana cara kau menyelamatkannya?"
Reva: "Kau lupa, aku bekerja di rumah sakit. Dia datang mencariku untuk berobat dan aku menyembuhkannya!"
Nara bahkan tampak lebih terpana. Reva memang bekerja di rumah sakit tetapi sebelumnya dia hanyalah seorang petugas pembersih.
Reva tidak pernah belajar ilmu kedokteran lalu bagaimana caranya dia bisa menyelamatkan orang?
Ditambah lagi dengan masalah Austin King yang sebelumnya. Nara menatap Reva dengan curiga. Dia selalu merasa bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Reva darinya. Raut wajah Reva tampak acuh tak acuh dan dia juga tidak menjelaskan apapun kepada Nara
Reva masih memiliki dendam darah yang cukup dalam. Kehancuran keluarganya belum diselidiki jadi untuk saat ini dia tidak ingin mengungkapkan situasi dirinya kepada siapapun. Meskipun itu adalah Nara.
Begitu Nara mengetahui masalah ini kemungkinan besar dia juga akan terseret kedalamnya.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report