Menantu Dewa Obat
Chapter 160

i

Bab 160

Mendengar ucapannya, pemuda berambut panjang itu langsung kesal dan berkata: "Brengsek, kau sedang membicarakan siapa?"

"Percaya tidak kalau aku bisa membunuhmu?"

Beberapa anak muda lainnya juga mengerumuni dan menatap Reva dengan tatapan jahat.

Reva sama sekali tak mempedulikan mereka. Dia membungkuk lalu berjongkok kemudian meraih kap atas mobil BMW dengan kedua tangannya.

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang keras dan mobil itu diangkat dan dibalikkan kembali.

Para pemuda yang awalnya mengepung Reva dan ingin menghajarnya menjadi tercengang saat melihat Reva yang tiba-tiba membalikkan mobil itu. Perlu tenaga sebesar apa untuk melakukan hal seperti itu?

Beberapa orang disana tercengang. Nadine dan pemuda dengan anting - anting yang berada di dalam mobil juga ikut tercengang.

Lalu Reva dengan paksa membuka pintu mobilnya kemudian mengeluarkan gadis yang ada di dalamnya.

Wanita itu dengan tergesa-gesa merangkak menghampiri dan berkata: "Chelsea, Chelsea, apa kau baik-baik saja?"

"Cepat panggil ambulans, panggil ambulans..."

Reva melihatnya sebentar. Untung saja gadis itu masih bernafas.

Tetapi kondisinya sangat kritis. Meskipun di kirim ke rumah sakit juga pasti tak ada yang bisa menyelamatkannya.

Reva menusukkan dua jarum perak ke tubuh gadis kecil itu saat wanita itu tidak melihatnya. Dia melakukan itu demi menyelamatkan hidup gadis itu untuk sementara. Di saat yang sama Nadine sudah turun dari mobil.

Dia memandang Reva dengan curiga dan tiba-tiba berseru: "Apa... apakah kau Reva?"

Sebelumnya saat Rebecca datang ke rumah keluarga Shu untuk membuat keributan,

Nadine juga sempat ikut dan pernah melihat Reva sekali.

Reva meliriknya dan berkata dengan dingin, "Lihat apa yang telah kau lakukan!”

Awalnya raut wajah Nadine tampak sedikit panik tetapi sekarang wajahnya malah berubah menjadi marah.

"Apakah kakak-ku yang memintamu datang untuk membantu menangani masalah ini?"

"Reva, apa maksudmu ucapanmu barusan?"

"Mereka ini adalah teman-temanku, bagaimana cara kau berbicara dengan mereka?"

"Sekarang, cepat minta maaf kepada temanku! Sekarang juga!"

Reva tampak cemberut dan berkata: "Meminta maaf kepada mereka?"

"Untuk apa?"

Nadine tampak sangat marah dan berkata: "Kau jangan banyak ngomong!"

"Aku hanya ingin tanya, kau mau meminta maaf atau tidak!"

"Jika kau tak mau meminta maaf maka jangan salahkan kami jika bersikap kasar kepadamu!"

Lalu pemuda beranting - anting yang berada di samping Nadine bersiul kemudian para pemuda lainnya langsung berkumpul mengelilinginya. Saat mereka semua mengetahui bahwa ini ada suami Nara yang tak berguna itu, semua orang pun meremehkannya.

Memangnya kenapa dengan orang tak berguna yang memiliki sedikit kekuatan?

Lalu Nadine memandang Reva dengan bangga dan berkata: "Reva, jangan kau kira ini adalah kota Carson lalu kau bisa meremehkanku." "Aku beritahu yah, meskipun disini adalah kota Carson tetapi kekuasaan nona Nadine ini jauh lebih kuat dan hebat darimu!"

"Sudah terlambat bagimu untuk meminta maaf sekarang."

"Sebenarnya kita juga masih keluarga sendiri dan aku juga ingin menjaga harga dirimu."

"Tetapi kau jangan seperti di kasih hati minta jantung!"

Reva hanya mencibir dan tak mengatakan apa-apa.

Deuk berikutnya terlihat beberapa mobil yang melaju kesana dengan raungan kencang dan berhenti tepat di depan kerumunan orang banyak.

Tiger membawa sekelompok orang keluar dari mobil dan bertanya: "Tuan Lee, apa yang terjadi?"

Para pemuda yang melihat Tiger dengan segerombol anak buahnya tampak panik,

Mereka hanyalah anak-anak gangster kecil saja. Saat melihat orang-orang seperti Tiger, mereka langsung tahu bahwa orang-orang ini tidak mudah diganggu,

Nadine mencibir dan sekilas dia mengenali bahwa Tiger adalah seorang asisten yang berada di samping Herman.

Saat siang tadi, ketika dia memindahkan mereka ke kantor manajer umum tak ada satu pun dari mereka yang berani berbicara.

"Reva, ini adalah orang-orang yang kau panggil kesini?"

"Hei siapa itu, kau lihat siapa diriku?"

"Untuk apa kau bawa sekelompok orang ini kesini? Apa kau ingin menghajar CEO mu?"

"Percaya tidak aku bisa langsung memecatmu sekarang juga!"

Nadine menyeringai.

Para pemuda disana pun tertawa terbahak-bahak.

"Eehh, Nadine, dia ini karyawan perusahaanmu?"

"Perawakannya cukup kekar, apa kerjaan dia? Sebagai pengangkat barang atau petugas keamanan?"

"Jika dilihat dari postur tubuhnya aku yakin 80% bahwa dia ada seorang pengangkat barang."

"Nadine, seorang pengangkat barang di perusahaanmu juga bisa datang kesini untuk menyamar menjadi seorang bos?"

"Heh, datang dengan segerombol anak buah dan memakai rantai emas besar ditambah dengan arloji emas besar. Jika orang tidak tahu mungkin benar-benar akan mengira dia adalah orang terpandang!" "Hei, kakek tua, besok aku akan menjadi CEO di perusahaanmu jadi cepatlah

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report