Menantu Dewa Obat
Chapter 399

Bab 399

Reva menatap mereka berdua dengan heran, "Dokter Tanaka, kalian menunggu aku di sini."

"Ada apakah?"

Dokter Tanaka tampak canggung lalu berkata dengan suara rendah. "Tuan Lee, sebenarnya aku hanya ingin membawa cucu aku yang tidak berbakti ini untuk datang ke sini dan mengucapkan terima kasih kepadamu."

"Aku benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi pada acara pertemuan pertukaran medis ini."

"Anak ini terlalu dimanjakan olehku schingga telah menyinggungmu. Aku yang salah karena tidak mendidiknya dengan baik."

"Tak kusangka kau malah membalas penghinaannya dengan kebajikan. Kau bahkan menyelamatkan kami berdua. Aku.... Aku...

Saat berbicara, mata dokter Tanaka memerah dan suaranya mulai tercekat.

Malam ini bisa dikatakan bahwa Reva telah mempertaruhkan hidupnya untuk menyelamatkan mereka berdua. Hal ini benar-benar membuatnya sangat tersentuh.

Reva terkekeh, "Dokter Tanaka, jangan sungkan."

"Kau juga telah membantuku dulu saat aku sama sekali tak berdaya."

"Budimu ini tak terbalaskan."

"Aku menyelamatkanmu itu hanya masalah sepele, untuk apa kau begitu sungkan!"

Dokter Tanaka buru-buru berkata, "Tuan Lee, misi penyelamatanmu malam ini sama sekali bukan hal yang sepele."

"Aku... aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepadamu."

"Tuan Lee, begini saja, jika kau membutuhkan bantuanku di kemudian hari, kau hanya perlu mengatakannya saja. Aku selalu siap untuk membantumu!"

Reva terkekeh, "Dokter Tanaka kau terlalu sungkan."

"Kau dan aku adalah teman. Tidak perlu seperti itu."

Setelah mengobrol beberapa saat lalu dokter Tanaka membawa Devi pergi.

Sebelum pergi Devi tampak ragu-ragu.

Dia ingin mengatakan beberapa kata lagi tetapi pada akhirnya juga tidak tahu harus berkata apa.

Pada saat ini, apapun yang dia katakan kepada Reva juga sudah tidak ada artinya lagi.

Citra dirinya di hati Reva sudah rusak dan tidak hanya itu tetapi reputasinya di kota Carson juga sudah hancur setelah malam ini.

Dan ini semua dikarenakan ulahnya sendiri. Semua itu tak ada hubungannya dengan orang lain. Dia yang membuat masalah untuk dirinya sendiri.

Reva kembali ke villanya. Beberapa pengasuh dan perawatnya juga sudah beristirahat.

Saat dia pergi ke ruang di lantai atas, Reina masih dalam keadaan koma.

Dengan lembut Reva mengusap rambut adiknya. Dia mencintainya sepenuhnya.

Dia teringat akan Reina yang waktu itu sengaja melompat dari atas gedung RS agar tidak menjadi rintangan dalam hidupnya membuat hati Reva terasa pedih seperti teriris. Jika saja dia tidak mendapatkan warisan dari liontin batu giok itu, adiknya pasti sudah mati sekarang!

"Rein,kau telah menderita. Kakak akan membuatmu sadar kembali!"

Dengan lembut Reva berkata kepadanya dan turun ke bawah dengan teratai salju seribu tahun di tangannya.

Bukan tugas yang mudah untuk memurnikan teratai salju seribu tahun itu hingga menjadi obal,

11

Teratai salju seribu tahun ini memiliki sifat yang dingin. Dia membutuhkan suhu yang tinggi untuk mengembangkan khasiat obat ini.

Reva sudah membuat persiapan. Dia telah membuat ruang terpisah di ruang bawah tanah villanya dan meletakkan tungku khusus di dalamnya.

Bahan bakar butana yang digunakan dalam tungku ini dapat menghasilkan kobaran api yang bersuhu tinggi sehingga dapat digunakan untuk memurnikan beberapa obat-obatan khusus.

Teratai salju seribu tahun itu akan mengeluarkan khasiat obatnya pada sulu tinggi seperti itu.

Tetapi, pemurnian obat secara langsung seperti itu juga tidak mungkin bisa dilakukan.

Karena, pada suhu setinggi itu, wadah pemurnian obat biasa tidak dapat menahan suhunya,

Sekalipun wadah biasa dapat menahan suhu setinggi itu pun pemanasannya akan terlalu cepat sehingga dapat langsung menghanguskan teratai salju seribu tahun. Dan hal itu akan mengakibatkan khasiat obatnya hilang,

Oleh karena itu diperlukan wadah yang dapat menahan suhu setinggi itu dan harus dapat memanas secara perlahan.

Reva mencari sescorang untuk membeli beberapa pot obat khusus. Dia tidak tahu seberapa efektifnya pot obat itu. Jadi mau tidak mau dia harus mencobanya terlebih dahulu.

Setelah semuanya siap kemudian dia menyalakan tungkunya dan nyala api putih menyembur keluar.

Reva meletakkan pot obat di atasnya. Dia tidak langsung memasukkan teratai salju itu ke dalamnya. Tetapi Reva meletakkan bahan obat lain dulu. Dia ingin mencoba pot obatnya terlebih dahulu.

Dan tidak lama setelah diletakkan di atas tungku, tercium aroma bau terbakar di pot obat itu.

Reva melihat dengan cermat. Bahan obat yang tadi dia masukkan itu langsung hangus di dalam pot tersebut.

Reva mengernyitkan keningnya. Pot obat ini juga tidak bagus? Kalau begitu, bagaimana bisa dipakai untuk membuat obat?

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report