Menantu Dewa Obat -
Chapter 457
Bab 457
Dengan marah Nara berkata, "Hana, kau tak perlu menggunakan metode ini terhadapku."
"Kau meminta mereka bersaksi, bagaimana mungkin mereka akan mengatakan yang sebenarnya?"
Lalu Hiro datang dan berkata dengan kesal, "Kak, apa maksudmu? Apa maksudmu teman-temanku ini adalah pembohong?"
Kerumunan orang itu langsung meraung. Mereka sangat kesal terhadap Nara.
Dengan marah Hana berkata, "Nara, jangan kira kau sudah menjadi CEO perusahaan farmasi Shu lalu bisa semena - mena yah."
"Aku kasih tahu yah jadi orang itu harus menghargai orang lain."
"Reva memukul orang itu memang salah koq!"
"Segera suruh dia minta maaf kepada teman-temanku dan aku tidak akan memperpanjang masalah ini."
"Kalau tidak, aku akan menelepon polisi dan kita lihat saja bagaimana dia nantinya!"
Ekspresi Reva langsung berubah karena Reva memang telah memukul orang barusan.
Kalau sampai benar-benar dilaporkan kepada polisi bisa jadi Reva akan menghadapi masalah.
"Hana, kau... jangan keterlaluan yah!"
"Bagaimanapun juga dia adalah kakak iparmu. Bagaimana bisa kau melakukan hal seperti itu?" ujar Nara dengan panik.
Hana merasa bangga dan mengira bahwa dia telah mendapatkan kartu AS Reva. Lalu dengan sombong dia berkata, "Kakak ipar? Huhh!" "Memangnya dia siapa? Masih mau jadi kakak iparku? Sampah tak berguna seperti dia itu benar-benar hanya bisa membuatku malu saja." "Nara, aku sudah memberinya kesempatan untuk meminta maaf karena aku menghormati hubungan kita sebagai kakak adik."
"Kalau tidak, aku pasti akan membuatnya lebih menderita lagi!"
Semua orang yang ada di sekitar sana langsung berteriak, "Hana, panggil polisi saja!"
"Kau lihat si Daniel illi, dia tidak bisa bangun sekarang. Kemungkinan besar dia harus di rawat di rumah sakit."
"Kalau dia benar-benar cacat maka bisa dituntut dengan melukai orang secara sengaja. Dan dengan alasan ini saja sudah bisa membuatnya masuk ke dalam penjara!" "Panggil polisi, panggil polisi. Kau harus panggil polisi. Orang seperti dia ini harus dijebloskan ke dalam penjara!"
Hana menatap Reva dengan bangga. "Kakak ipar, bukannya aku tidak mau memberimu kesempatan yah." "Barusan aku sudah bilang, kau hanya perlu meminta maaf kepada mereka dan masalah ini selesai." "Kau sendiri yang tetap mau mempertahankan gengsimu itu sehingga menolak untuk meminta maaf." "Sekarang orang-orang ingin memanggil polisi, bagaimana ini? Aku juga tidak bisa berbuat apa – apa!" Nara tampak cemas. Jika masalah ini diperbesar maka Reva akan berada dalam masalah.
"Hana, kakak iparmu tidak bermaksud untuk melakukannya."
"Barusan beberapa orang ini menyentuhku jadi kakak iparmu tidak tahan sehingga melakukan hal itu untuk membela aku." "Hanya hal sepele seperti ini saja, untuk apa memanggil polisi?"
War Nara dengan panik
Hana mengibaskan tangannya, "Tak perlu bicara omong kosong denganku."
"Dia sudali memukuli orang dan mereka ingin dilaporkan ke polisi. Lalu apa yang salah dengan itu?"
"Dan juga Nara, tolong perhatikan ucapanmu."
"Temanku yang mana yang telah menyentuhmu?"
"Mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan, bagaimana mungkin mereka bisa melakukan hal seperti itu?" "Malah Revivang scorang barbar. Dia sama sekali tidak berpendidikan selingga bisa memukuli orang dengan seenaknya."
"Kalau orang seperti dia tidak diberi pelajaran dia tidak akan tahu bahwa sebenarnya dia sama sekali tidak ada apa – apanya!"
Dengan cemas Nara berkata, "Tadi itu memang temanmu yang ingin melakukan sesuatu kepadaku, sebenarnya.... Sebenarnya apa maksudmu?" "Nakak iparmu adalah keluarga kita sendiri. Kemarin itu dia sudah menyelamatkanmu jadi sekarang ini caramu membalas budinya?"
Dengan marah Hana berkata, "Tak perlu membahas hal kemarin itu!"
"Kalau waktu itu papa dan mama tidak menghentikan aku, aku sudah membuat perlitungan dengannya!"
"Sekarang malah masih berani memukuli teman-temanku? Memang dikiranya aku ini mudah digertak yah!!"
"Hiro tak usah banyak omong lagi dengannya. Cepat hubungi polisi!"
Hiro segera mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk menelepon.
Nara buru-buru membalikkan badannya tetapi dia tetap tidak bisa menghentikannya,
Dan pada saat ini Reva membuka mulutnya untuk berbicara.
"Oke, kalau begitu lapor polisi saja!"
"Orang-orang ini masuk ke rumah kami dengan seenaknya. Aku juga tidak tahu apakah mereka semua datang untuk mencuri atau mau merampok."
"Barusan aku memukuli mereka karena mereka ingin merampok jadi aku membela diri."
"Malahan mereka yang masuk ke dalam rumah tanpa ijin dan ingin menghajar pemilik rumah, itu bisa dikatakan mau merampok."
"Aku bisa menyewa pengacara terbaik di kota Carson dan aku jamin satu per satu dari semua orang-orang yang ada di ruangan ini akan dijebloskan ke dalam penjara!" Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report