Menantu Dewa Obat
Chapter 522

Bab 522

Sebenarnya Reva juga memahami pemikiran orang-orang ini. Sejujurnya orang-orang ini tidak punya kesan yang baik di benak Reva.

"Tetapi sebagai seorang dokter, etika profesinya harus tetap dia lakukan.

"Boleh saja kalau kalian mau diperiksa." Ujar Reva.

Paman Fauzi langsung merasa terkejut saat melihat Reva menjawab seperti ini. Karena penyakit istrinya saja dia harus menunggu tiga hari, kan?

Semua orang merasa sangat gembira dan langsung berkumpul mengelilinginya.

Lalu dengan tenang Reva berkata, "Tetapi, tadi aku sudah bilang."

"Hari ini, aku hanya melihat Xiao Wuniang dan istri Paman Fan."

"Hari ini aku hanya akan mengobati mamanya Carlos dan istri dari paman Fauzi saja."

"Kalau kalian mau memeriksakan diri, maka kalian harus pergi ke rumah sakit untuk mendaftar di departemen aku."

Orang-orang ini langsung membeku. Ternyata mereka masih harus ke rumah sakit?

Paman Fauzi langsung menghela nafas lega. Ternyata Reva masih sangat adil.

"Tuan Lee, kau... kau bantu aku periksa sebentar saja."

"Ini hanya memakan waktu sebentar saja. Untuk.. untuk apa masih harus pergi ke rumah sakit?" tanya pria itu dengan suara rendah. Yang lain juga ikut mengangguk-angguk.

Paman Fauzi langsung kesal. "Menyingkirlah kalian!"

"Jangan dikasih hati minta jantung!"

"Reva sudah cukup baik hati dengan menyetujui untuk memeriksa kalian. Tadi kalian semua menghina dia, kan?"

"Kalian jangan menjadi semakin ngelunjak yah!"

Semua orang langsung merasa malu dan sama sekali tidak berani mengatakan apa-apa. Akhirnya mereka hanya bisa pergi diam-diam saja.

Namun mati orang-orang ini menatap Reynald dengan penuh amarah.

Kalau tadi bukan gara-gara ucapan Reynald itu mereka juga tidak akan mengejek Reva.

Menurul orang-orang ini, mereka semua tidak bisa mendapatkan pemeriksaan medis hari ini, semuanya gara-gara Reynald sehingga di dalam hati mereka semua merasa sangat kesal sekali.

Papa Carlos yang berada di samping Reva, sebentar-bentar tampak ragu dan gelisah.

Dan setelah beberapa saat ketika Reva pergi ke ruangan dalam untuk membantu Carlos membawakan barang-barangya tiba-tiba pap: Carloss datang dan berbisik, "Reva, apa... apa kau bisa membantuku untuk memeriksa Carlos?"

"Kau juga bisa lihat sendiri, koschatan Carlos tidak terlalu bagus sekarang"

"Kami sudah mencari dokter tetapi sama sekali tidak bisa sembuh."

"Karena finansial rumah kami yang buruk sehingga penyakit... penyakit Carlos tertunda pengobatannya."

"Reva, Carlos itu pemalu anaknya. Dia malu untuk memohon kepadamu. Apa... apa kau bisa membantunya..." ujar papa Carlos dengan matanya yang memerah.

Dia adalah orang yang lurus sehingga saat melihat putranya seperti ini membuatnya merasa sedih.

Reva berkata, "Paman, kau sama sekali tidak perlu memberitahuku mengenai hal ini."

"Carlos sudah seperti saudaraku sendiri. Masalah dia adalah masalahku juga."

"Bukannya aku tidak mau membantunya, hanya saja hari ini tidak cocok untuk itu."

Papa Carlos langsung menghela nafas lega kemudian dengan heran dia bertanya: "Mengapa tidak cocok?"

Reva tersenyum dan berkata dengan lembut, "Paman, kita bicarakan masalah ini besok yah."

"Dan aku juga harus memberitahumu bahwa Carlos tidak sakit."

Papa Carlos langsung terkejut. "Hah, bukannya dia sakit?"

"Yang benar? Kondisi fisiknya seperti itu, dia.... dia tidak sakit kah?"

Reva menggelengkan kepalanya dan wajahnya menjadi sedikit dingin. "Organ internalnya Carlos terluka. Ini jelas bukan karena penyakit tetapi sepertinya disebabkan oleh tenaga eksternal." Papa Carlos langsung melebarkan matanya, "Apa?"

"Karena tenaga eksternal?"

"Maksudmu, dia... dia tertabrak oleh sesuatu?"

Tetapi anak ini udak mengalami kecelakaan di lokasi konstruksi. Atau dia... dia tidak berani memberitahu kami?"

Reva menggelengkan kepalanya, "Sepertinya bukan kecelakaan yang terjadi di lokasi konstruksi.“

"Aku rasa, dia dihajar oleh seseorang hingga menjadi seperti ini!”

Papa Carlos langsung tercengang. "Di.. dihajar?”

"Siapa yang menghajarnya?"

"Bagaimana bisa seperti itu?"

"Carlos sangat jujur. Bagaimana... bagaimana mungkin dia bisa pergi bertengkar dan berantem dengan orang-orang?" "Reva, apa kau tidak salah?"

"Carlos dia tidak bisa berantem!"

Dengan lembut Reva berkata, "Aku juga berharap bahwa aku telah salah menduga."

"Tetapi seharusnya aku tidak salah."

"Namun, paman, kau tak perlu khawatir. Aku pasti bisa membantu mengobati Carlos hingga sembuh."

"Selain itu, aku juga tidak akan pernah membiarkan orang yang telah mencederai Carlos!"

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report