Menantu Dewa Obat -
Chapter 564
Menantu Dewa Obat
Bab 561
Hana membungkuk dan meudengus dingin, "Pa, kak Nara bukan gila. Apa kau masih udak mengerti?"
"Sekarang dia benar-benar telah ditipu habis-habisan oleh orang bermarga Lee ini!"
"Dia percaya dengan apapun yang dikatakan orang yang bermarga Lee ini. Dia sama sekali tidak percaya dengan apapun yang kita katakan."
"Apapun yang diminta oleh si marga Lee ini dia pasti akan melakukannya."
"Nantinya bukan hanya menempatkan beberapa orang di dalam perusahaan aja tetapi aku rasa, cepat atau lambat perusahaan ini akan berubah menjadi perusahaan milik keluarga Lee!"
"Dan pada saat itu, tidak ada lagi yang tersisa untuk keluarga kita!"
Dan pada saat ini, Nara yang baru pulang mendorong pintu dan masuk sambil mengernyitkan keningnya.
"Apanya yang tidak tersisa untuk keluarga kita?"
Hana mendengus dingin, "Ooh, kakakku sudah pulang!"
"Oke, anggap saja aku tidak mengatakan apa-apa."
"Kalau tidak, nanti pasti ada orang yang bilang bahwa aku menjelek - jelekan seseorang di belakangnya lagi."
Nara mengerutkan keningnya dan saat melihat situasi di ruangan itu kemudian dengan ekspresi serius dia berkata, "Kalian mau apalagi?"
Dengan marah Axel berkata, "Nara, kebetulan sekali kau sudah pulang."
"Aku mau tanya kepadamu, apa kau telah menyetujui teman Reva yang akan menjadi manajer umum di perusahaan bahan obat itu?" Nara mengangguk, "Ya, kenapa?"
Axel merasa sangat marah sekali. Dia langsung menggebrak meja dan berkata, "Nara, apa maksudmu sebenarnya?"
Nara menatapnya dengan heran dan bertanya, "Pa, ada apa? Kenapa kau begitu marah?"
About
Alima: "Menurutmu kenapa?"
"Dulu wakal kami bekerja di perusahaan badan obat selama beberapa hari, kalian sudah mengusir kami."
"Sekarang setelah teman Reva menjadi CEOnya kemudian temannya yang lain diangkat lagi menjadi manajer umum perusahaan itu."
"Schurang seluruh isi perusahaan bahan obat itu semuanya adalah antck- antek Keva."
“Nara, apa.. pa kau tahu siapa keluarga dan siapa orang luar?”
"Kami ini orang tua kandungmu sendiri dan Hana adalah adik kandungmu, tetapi tak satupun dari kami yang bisa mendapatkan posisi di perusahaan bahan obat."
"Atas dasar apa teman-teman Reva bisa menjadi CEO dan manajer umum di perusahaan itu?"
Dengan tak berdaya Nara berkata, "Pa, Ma, apa kalian marah hanya demi masalah
ini?"
"Masalah ini kan bukan diputuskan oleh aku sendiri."
"Sekarang perusahaan bahan obat merupakan anak perusahaan yang paling menghasilkan dari perusahaan farmasi Shu. Perusahaan ini menghasilkan lebih banyak uang daripada kantor pusat."
"Dewan direksi sangat memperhatikan perusahaan bahan obat ini. Kadang-kadang beberapa kali meeting skala besar juga diadakan di perusahaan bahan obat ini."
"Pergantian karyawan dan pengangkatan serta pemberhentian karyawan di perusahaan bahan obat itu bukan aku sendiri yang bisa memutuskannya. Ini harus didiskusikan bersama dengan dewan direksi dan harus disetujui oleh mereka semua."
"Pergantian karyawan ini diatur oleh dewan direksi. Itu adalah keputusan semua orang!"
Axel dan Alina tercengang hingga tidak tahu harus berkata apa untuk sementara.
Dan pada saat ini, Hana mencibir, "Ooh, jadi orang-orang yang menjadi dewan direksi itu cukup akrab dengan Reva sepertinya yah!"
"Orang yang sama sekali belum pernah datang ke perusahaan lalu setelah didiskusikan bersama dengan dewan direksi kemudian dia langsung disetujui untuk menjadi manajer umum?"
"Kak, apa teman Reva ini sangat hebat? Mengapa aku sama sekali belum pernah
mendengarnya?"
Axel dan Alina tersadar kembali lalu keduanya langsung berseru.
"Siapa yang memperkenalkan orang ini ke perusahaan?"
"Apa para dewan direksi itu kenal dengan orang ini?"
"Atau jangan - jangan kau dan Reva melakukan sesuatu di balik layar sehingga dia bisa masuk ke dalam perusahaan untuk menjadi manajer umum?!".
Dengan tak berdaya Nara berkata, "Orang ini direkomendasikan oleh Herman dan Tiger di depan dewan direksi."
"Dia hanya menggantikan posisi manajer umum perusahaan saja. Dewan direksi belum sepenuhnya memutuskan untuk mengangkatnya menjadi CEO." "Dewan direksi juga perlu melihat kinerjanya dulu, bukannya langsung membiarkan dia menjadi CEO begitu saja.”
Alina segera melihat celahnya, "Ooh, diperkenalkan oleh Herman?"
"Huh, itu kan berarti tipu muslihat Reva juga."
"Ujung-ujungnya, Reva hanya ingin mencari kesempatan untuk mengambil alih seluruh perusahaan bahan obat itu untuk dirinya sendiri, kan?"
Axel menatap dingin kepada Reva lalu dengan marah berkata, "Reva, aku peringati yah."
"Jangan mentang - mentang kau mengenal beberapa orang yang tidak jelas itu lalu bisa bersikap seenak jidatmu!"
"Kalau kau berani memiliki pikiran lain terhadap perusahaan keluarga Shu kami, aku pasti akan bertarung denganmu hingga tiuk darah penghabisanku!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report