Menantu Dewa Obat -
Bab 573
Menantu Dewa Obat
Bab 573
Reva berkata: Akar masalah ini tidak terletak pada papa dan mama tetapi Hiro dan Hana."
Nara langsung mengangguk, "Kau benar. Mereka berdua yang menghasut mereka."
"Kalau bukan gara-gara mereka berdua, bagaimana mungkin papa dan mama bisa merusuh sampai seperti itu."
"Reva, aku rasa mereka tidak seharusnya tinggal di rumah ini."
"Bagaimana kalau kita cari sebuah cara agar mereka pindah kembali ke rumah mereka yang sebelumnya?"
Reva menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku khawatir itu tidak akan mudah."
"Hana adalah adik kandungmu sendiri. Papa dan mama juga lebih menyayanginya."
"Selain itu, papa dan mama juga selalu merasa waspada terhadapku, sehingga apapun yang kau katakan kepada mereka untuk saat ini, mereka pasti akan mengira bahwa aku telah menghasutmu dan mereka pasti tidak akan mendengarkan ucapanmu."
Dengan tak berdaya Nara berkata, "Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Mereka hanya tinggal disini sepanjang hari dan tidak melakukan apa-apa. Di dalam pikirannya mereka hanya ingin menargetkanmu saja."
"Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi!"
Reva tersenyum, "Tidak apa-apa. Aku tidak akan menanggapi mereka."
"Lagipula, kita juga tidak akan tinggal lama disini."
"Nanunya kita berdua akan keluar dan tinggal di rumah sendiri. Kalau sudah begitu kan tidakk ada masalah lagi?"
Nara melirik Reva dengan perasaan penuh rasa terima kasih. Tidak peduli kapanpun itu, Reva selalu memikirkan perasaannya dan itu benar-benar sangat membuatnya terharu. "Yang paling penting sekarang adalah dana investasi 3 milyarnya."
"Reva, apa kita benar-benar harus mentransfer 3 milyar ini kepada mereka?" ujar Nara dengan lirih.
Reva mengangguk. "Karena sudah disetujui maka transferkanlah. Kalau tidak
nantinya malah akan jadi lebih ribet lagi."
Dengan cemas Nara berkata, "Tetapi kalau investasi ini gagal, maka... maka hal ini akan sangat repot nantinya!"
Reva terkekeh dan berkata, "Tenang saja. Aku akan mengawasinya."
"Dan juga, 3 milyar ini tidak bisa diambil oleh mereka dengan mudah."
Nara terkejut dan bertanya, "Apa maksudmu?"
Reva terkekeh dan dengan perlahan menceritakan rencananya.
Keesokan paginya, Reva pergi sendiri menemui para anggota dewan direksi dan mendiskusikan hal ini dengan mereka.
Para pemegang saham itu sebenarnya merasa enggan untuk mentransfer uangnya kepada Axel. Tetapi karena Reva sendiri yang berbicara dan menjamin akan hal ini maka akhirnya orang-orang itu pun setuju.
Setelah itu, Reva pergi mencari Herman lagi dan menjelaskan kepadanya bahwa masalah itu sudah selesai.
Namun, demi membuat Axel dan Alina merasa bahwa masalah ini tidak mudah maka Nara tidak memberitahu mereka situasinya hingga tiga hari ke depan.
Mereka merasa sangat senang ketika mengetahui bahwa dana itu telah disetujui. Lalu dia segera meminta Nara untuk mentransfer dananya ke rekening mereka.
Hana langsung meraih lengan Hiro dengan lebih bersemangat.
Dengan uang ini, mereka dapat berinvestasi bersama tuan muda Permana di bidang real estat.
Tidak lama lagi mereka pasti akan menghasilkan banyak uang..
Kalau real estat ini menguntungkan, bisa jadi aset mereka dengan cepat akan segera melampaui Nara.
Hana sudah memikirkannya, begitu aset mereka melampaui Nara, dia akan mencari cara untuk mendapatkan perusahaan farmasi Shu dan merebut semuanya menjadi miliknya sendiri.
Dia ingin Nara tahu bahwa meskipun dia tidak selesai kuliah pun, dia juga bisa jauh lebih baik daripada dia!
Nara berkata, "Pa, dananya memang sudah disetujui, tetapi masih ada satu masalah yang perlu diselesaikan dulu."
Axel mengerutkan keningnya dan berkata, "Dananya telah disetujui, lalu masih ada masalah apalagi?"
Nara: "Dana ini berasal dari perusahaan bahan obat jadi Herman punya syarat."
Hana langsung menyeletuk, "Hemm, Herman ini benar-benar merepotkan yah."
"Dia benar-benar telah menganggap perusahaan bahan obat itu sebagai miliknya yah. Keluarga Shu kita yang membutuhkan uangnya kenapa dia masih memberikan persyaratan?" "Apa - apaan itu? Memangnya perusahaan bahan obat itu sudah berubah nama menjadi perusahaan keluarga Tam atau menjadi milik keluarga Lee?"
Alina mendengus dingin, "Memangnya si Herman itu mengira siapa dirinya? Punya hak apa dia untuk meminta syarat?"
"Dia itu hanya seorang karyawan di perusahaan keluarga Shu kita. Dengan kata lain, dia itu hanya anjing peliharaan kita saja."
"Dewan direksi saja sudah setuju untuk menurunkan dananya jadi seharusnya dia juga langsung mentransfer dana itu."
"Masih berani - beraninya meminta syarat? Apa dia sudah ingin di phk?"
"Kau katakan padanya, kalau dia tidak mau melakukannya lebih baik suruh dia kemasi barangnya dan pergi saja!" "Perusahaan bahan obat keluarga Shu kita tidak takut tidak bisa merekrut orang."
Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report