Menantu Dewa Obat
Chapter 61

Bab 61

Raut wajah Nara ter that buruk, tentu saja dia tahu apa maksud Julian dengan meminjainkan uang kepadanya. Dia tak boleh menerima uang ini.

Julian, terima kasih Tetapi aku tidak kekurangan uang sekarang!"

flati Reva merasa tenang dengan ucapan Nara. Dia puas dengan jawabannya,

"Nara" geram Axel dengan kesal: "Apa kau tahu situasi keuanganmu saat ini? Tidak kekurangan uang kau bilang? Akun perusahaan telah dibekukan dan kau masih mengatakan kau tidak kekurangan uang: "Diam kau! Apakah kau ingin meminjam kepada rentenir? Apakah kau ingin inembuat malu keluarga kita?"

"Bukan itu maksudku..."

"Kalau bukan itu maksudmu yah kau lakukan saja apa yang dikatakan Julian. Sekarang kau ajak Julian untuk pergi makan scbagai ucapan terima kasihmu!"

Air mata Nara menggenang di matanya. Orangnya tuanya selalu suka memaksakan kehendak mercka schingga membuatnya merasa serba salah.

Dan di saat yang sama Reva berkata, "Nara benar, kami tidak membutuhkan uang

"Apanya yang tidak butuh?" ujar Alina dengan sangat marah:"Reva, kau tahu apa? Apa kau tahu bagaimana situasi perusahaan sekarang? Apakah kau ingin membuat Nara

Axel Reva, Reva, ternyata kau bukan hanya tidak berguna tetapi juga sangat egois. Apakah kau tahu Nara pergi mencari rentenir untuk meminjam uang? Apa kau tahu apa akibatnya jika meminjam kepada rentenir?"

Hana:"Kalau kau sendiri tidak mampu jangan sirik terhadap kemampuan orang lain. Aku benar-benar belum pernah bertemu dengan laki-laki seperti dirimu!"

Reva tidak menanggapi mereka. Dia menatap Nara dengan tenang dan berkata:"Nara, percayalah padaku. Besok rekening perusahaan pasti akan dicairkan!" Melihat tatapan Reva yang tulus Nara pun merasakan rasa aman di dalam hatinya yang sulit untuk dijelaskan.

Axel: "Percaya kepadamu? Besok rekening perusahaan akan dicairkan?"

"Reva, kau benar-benar pandai membual yah. Apakah kau sedang bermimpi di siang bolong?"

Alina: "Reva, kau masih ingin pergi mencari Austin?"

"Hahaha.. kau tahu bahwa Austin dan kau sudah tak ada hubungan apa-apa lagi."

"Kemarin kami pergi mencari Austin. Dia juga telah mengatakannya dengan jelas bahwa hubungan kalian berdua sudah selesai, pahamkah kau?" Nara berkata: "Pa, Ma, aku percaya kepada Reva!"

"Kau......"

"Sudahlah jangan dibahas lagi!" Nara mengibaskan tangannya:"Julian, terima kasih atas kebaikanmu. Tetapi kami benar-benar tidak membutuhkan uang ini!"

"Hana, kembalikan semua hadiahnya kepada Julian. Maaf Julian, malam ini kami tidak masak terlalu banyak, aku khawatir kau tak bisa ikut makan malam dengan kami disini!”

Wajah Julian tampak jelek dan menekuk. Ucapan Nara itu secara tidak langsung sedang mengusirnya pergi.

Alina: "Nara, kau jangan keras kepala!"

Nara tidak mengucapkan sepatah kata pun lalu kembali ke kamar dan menutup pintu dengan keras. Dia telah menunjukkan maksudnya dengan jelas.

Axel dan Alina saling memandang dengan resah. Jika Nara telah membuat keputusan, mereka juga tak dapat mengubahnya.

Raut wajah Julian tampak suram dan perlu waktu lama baginya untuk biasa kembali. "Paman, tante, tidak apa-apa. Hadiahnya untuk kalian saja. Kalau besok Nara tidak dapat menyelesaikan urusan ini kalian boleh mencari aku!"

Julian berjalan keluar dari rumah keluarga Shu dengan raut wajah yang sangat menyeramkan dan menggertakkan giginya.

"Dasar wanita jalang! Nara, beraninya kau memperlakukanku seperti ini."

"Huhh, aku ingin tahu bagaimana caranya kau mencairkan rekeningmu besok."

"Jika kau tak dapat menyelesaikan masalah ini maka kau harus tunduk kepadaku. Lihat saja bagaimana aku akan membuat perhitungan denganmu nanti!"

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report