Menantu Dewa Obat -
Bab 685
Bab 685
Keesokan paginya Reva sampai di kota Carson.
Devi mengantarnya hingga ke depan gerbang taman Dragonlake lalu pergi dengan mobil van.
Reva membawa tungku pilnya dan berjalan ke gerbang taman Dragonlake. Saat dia akan masuk terdengar sebuah Ferrari yang kebetulan meraung.
Yang sedang berada di belakang kemudi itu adalah Devon. Disebelah kursi penumpangnya dia meletakkan sebuah karangan besar yang sudah dia persiapkan dengan hati-hati. Sekarang dia akan pergi menemui Nara.
Dengan cepat dia mengemudikan mobilnya. Saat dia bergegas berjalan keluar, hampir saja dia menabrak Reva yang baru saja sampai di pintu masuk.
Devon buru-buru menginjak rem dan menatap Reva dengan marah, "Brengsek, apa kau tidak memakai matamu saat berjalan!"
"Apa kau mampu membayar ganti ruginya kalau sampai menabrak mobilku?"
Setelah memaki lalu Devon berjalan pergi. Dia mengabaikan Reva yang berada di belakangnya.
Bagaimanapun juga Reva hanya seorang yang mengenakan pakaian biasa dengan sebuah koper besar di tangannya. Dia tidak mengemudi sehingga tampak seperti petugas perawatan yang berjalan dari rumah ke rumah.
Di taman Dragonlake, kadang-kadang pekerja seperti itu datang untuk bekerja. Devon sudah sering melihatnya sehingga dia tidak mempedulikan Reva.
Reva mengernyit sedikit lalu mengabaikannya. Dia langsung masuk ke taman Dragonlake.
Orang-orang di departemen keamanan yang ada di sini semuanya kenal dengan Reva. Dan mereka juga tahu bahwa Reva tinggal di villa yang paling mahal disini. Mereka semua sangat menghormati Reva.
Dia membawa koper itu pulang ke rumah. Di dalam kotak itu berisi beberapa macam bahan obat. yang dibeli Reva kali ini beserta dengan tungku pilnya.
Begitu sampai di rumah, para pelayan langsung membersihkan dan membereskan semuanya.
Reva pergi untuk melihat adik perempuannya, Reina yang masih tertidur. Lalu dengan lembut. berkata, "Reina, kakak telah menemukan tungku pilnya. Kau segera akan bisa bangun."
Dia menjelaskan kepada pelayan dan memintanya untuk membersihkan beberapa macam ramuan dulu kemudian nanti malam Reva akan kembali untuk meramu obatnya.
Kalau dia memurnikan obat itu pada siang hari dan dilihat oleh pelayannya, bisa jadi hal itu akan menyebabkan kegemparan.
Lalu Reva pergi mandi, berganti pakaian dan pergi ke perusahaan Nara.
Dengan cepat taksi yang dia tumpangi sudah sampai di depan perusahaan Nara. Reva melihat Ferrari milik Devon yang sedang diparkir di depan perusahaan Nara.
Mau tak mau dia menjadi sedikit bingung namun dia tidak terlalu memikirkannya. Kemudian dia langsung naik ke atas, Sesampainya di luar kantor Nara, Reva mendengar suara yang menjijikkan dari dalam, “Nara, aku. sangat menyukaimu.” "Menikahlah denganku, aku pasti akan membuatmu bahagia!"
"Sungguh. Kalau kau bersama dengan si gelandangan itu, kau hanya akan mempermalukan. dirimu sendiri saja." "Tetapi kalau menikah denganku itu akan berbeda. Kita akan menjadi pasangan sejati yang
serasi!"
"Nara, kau juga menyukaiku, kan?"
"Jangan sembunyikan perasaanmu. Aku bisa merasakannya. Sejak pertama aku melihatmu, aku sudah bisa merasakannya!"
"Karena kita berdua saling menyukai lalu mengapa kita harus saling menyiksa seperti ini?"
Reva tercengang. Apa yang sedang terjadi?
Pada saat ini terdengar suara gemetar Nara dari dalam ruangan: "Aku akan mengatakannya sekali lagi, keluar kau dari sini!"
"Kalau kau masih tidak mau pergi juga, aku... aku akan memanggil satpam!"
Devon: "Nara, mengapa kau harus bersikap seperti ini?"
"Aku tahu, kau memang gengsian tetapi mengapa harus seperti ini?"
"Apa kau khawatir bahwa orang lain akan tahu bahwa kau belum bercerai lalu sudah berkencan denganku?"
"Tenang saja, tidak akan ada yang berani mengatakannya!"
"Siapapun yang berani mengatakan hal ini, aku akan menenggelamkannya ke sungai Carson!"
"Menikahlah denganku kemudian kau hanya perlu menikmati hidupmu dengan tenang saja. Yang lainnya serahkan kepadaku semua!"
"Nara, aku benar-benar sangat mencintaimu...."
Nara langsung berseru, "Apa yang sedang kau lakukan?"
"Satpam! Satpam!"
Devon tertawa: "Kau tidak perlu berteriak lagi, satpamnya tidak akan datang."
"Semua satpam ini sudah aku atur semua."
"Ayolah Nara, kau jangan malu
malu lagi!"
Reva sudah berjalan hingga ke depan pintu dan bergegas mendorong pintunya untuk masuk. Lalu dia mendapati bahwa Devon yang sudah hendak memeluk Nara. Nara menolaknya dengan sekuat tenaga tetapi bagaimanapun juga dia hanyalah seorang wanita sehingga tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan seorang pria. Ekspresi Devon tampak senang sekali dan dia sudah mau mencium Nara dengan paksa.
Reva sangat marah sekali. Dia bergegas dan meraih leher Devon kemudian mengangkatnya dan dibanting dengan keras di atas lantai.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report