Menantu Dewa Obat -
Bab 730
Bab 730
Taman Dragon Lake
1
Keluarga Rodriguez masih berada di sini, Tiger tidak membawa mereka pergi.
Karena mereka akan dibawa untuk menghadap keluarga besar Rodriguez dan menyerahkannya kepada keluarga besar Rodriguez untuk ditangani.
Namun karena pada akhirnya mereka juga pasti akan dihabisi jadi tidak masalah mereka mati ditangan siapa.
Setelah Reva menyelesaikan masalah di sini lalu dia kembali ke villa keluarga Rodriguez yang ada di sebelah.
Axel dan Alina duduk di ruang tengah itu dengan gugup sementara Nara merasa sangat gembira.
Sementara orang-orang lainnya sudah diusir pergi sejak tadi.
Melihat Reva masuk, Axel dan Alina langsung berdiri: "Reva, bagaimana, bagaimana?"
"Dimana Hana? Apa kau sudah menyelamatkan Hana?"
Reva mengabaikan mereka dan langsung menghampiri Nara.
Nara menggenggam Reva dengan erat dan sama sekali tidak melepaskannya.
Alina mulai panik. "Reva, kau bicaralah!"
"Apa kau sudah menyelamatkan Hana?"
"Apa maksudmu dengan tidak berbicara seperti ini?'
Axel juga merasa kesal: "Reva, biar aku beritahu yah, kalau sampai terjadi apa-apa dengan Hana, aku akan membuat perhitungan denganmu..." Sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Nara menjadi sangat marah. "Atas dasar apa kau meminta Reva untuk menyelamatkan mereka?"
"Apa hubungannya ini semua dengan Reva? Bukannya mereka yang mencari gara-gara sendiri?"
"Kalian bukannya tidak tahu apa yang telah mereka lakukan!"
"Mereka bekerjasama dengan keluarga Rodriguez untuk meracuni Reva sehingga menyebabkan dia mengalami kecelakaan mobil. Mereka mencoba untuk membunuh Reva!" "Dan sekarang mereka ditangkap oleh keluarga Rodriguez. Kalaupun sekarang mereka mati di luar sana itu juga hanya bisa menyalahkan diri mereka sendiri!"
Axel dan Alina merasa malu.
Barusan mereka semua sangat terkejut saat mendengar tuan Rodriguez menceritakan hal itu.
ENTER
Sebenarnya, mereka telah memikirkan banyak cara untuk membuat Reva dan Nara bercerai kemudian Reva diusir.
Tetapi mereka sama sekali tidak pernah berpikir untuk menggunakan cara seperti itu.
Dan pada saat ini, mereka berdua juga merasa sangat malu.
Setelah beberapa saat terdiam lalu Alina menangis dan berkata, "Nara, aku tahu kau marah."
"Reva, masalah kali ini... kami, kami telah bersalah kepadamu. Hana dan Hiro juga telah bersalah kepadamu. Kami menyampaikan permintaan maaf kami kepadamu."
"Tetapi, bagaimanapun juga Hana adalah putriku dan juga masih merupakan adik kandung Nara." "Aku mohon, aku bersujud kepadamu, kau... tolong kau bantu aku untuk menyelamatk ujar Alina. Dia benar-benar berlutut dan bersujud dengan keras di atas lantai.
Meskipun Alina sangat kejam dan menjengkelkan tetapi dia sangat mencintai anak-anaknya.
Axel memucat lalu dengan suara gemetar dia berkata, "Semuanya ini hanya bisa menyalahkan kita." "Aku tahu, Hana memang pantas mendapatkan hukuman ini karena telah melakukan hal seperti ini." "Tetapi Nara, dia tumbuh besar bersamamu."
"Waktu kecil, kalian berdua bermain dan berlari bersama."
Hana..."
"Apa kau sudah lupa, dulu ketika Hana di ganggu, dia pasti akan lari untuk mencarimu. Dia paling mengandalkanmu."
"Dia masih muda, baru berusia dua puluhan. Apa kau benar-benar tega melihatnya mati?"
"Reva, aku minta maaf kepadamu. Aku akan bersujud kepadamu, tolong... tolong kau selamatkan dia..."
"Nara, kau katakanlah sesuatu. Asalkan Hana masih hidup, kami bersedia melakukan apa saja!" ujar Axel sambil berlutut.
Air mata Nara tidak bisa berhenti mengalir.
Dulunya keluarga ini penuh dengan kehangatan.
Dia tumbuh besar bersama dengan Hana, tentu saja dia merasa iba terhadap adiknya itu.
Namun, pada akhirnya dia tetap tidak meminta bantuan Reva.
Kali ini, mereka benar-benar telah menyentuh garis batas kesabarannya.
Nara tidak peduli kalau mereka ingin memperebutkan properti, harta dan perusahaannya.
Bagaimanapun juga semua itu adalah materi fisik belaka.
Namun kali ini mereka benar-benar bekerja sama dengan orang luar untuk membunuh Reva. Dia benar-benar tidak dapat memaafkan perbuatan mereka ini! Reva mendengar Nara yang terisak - isák di sebelahnya lalu menghela nafas dengan pelan: "Tenang saja, tak ada satupun dari mereka yang mati."
"Mereka sedang ada di rumah sekarang."
Axel dan Alina sangat gembira sekali.
Nara melemparkan dirinya ke pelukan Reva dan menangis.
Dia tahu bahwa semua yang Reva lakukan adalah demi untuk dirinya!
Bahkan kalau dia dianiaya sekalipun, Nara juga tidak akan teraniaya karena dia adalah orang yang paling mencintainya!
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report