Menantu Dewa Obat -
Bab 779
Bab 779
Alina mengibaskan tangannya: "Bukankah semua orang yang terluka itu sudah diantar ke rumah sakit!"
"Kalau sudah ke rumah sakit, memangnya masih bisa terjadi masalah apalagi?"
"Lagipula, kita kan bukannya tidak mau membayar biaya pengobatannya. Mengapa kau begitu cerewet!"
Nara sudah hampir gila dibuatnya. Mamanya ini benar-benar membuatnya tak berkutik.
Pada saat ini, Reva sudah berjalan di sekitar tempat kejadian.
Dia menghampiri Nara dan berbisik: "Situasinya cukup gawat."
"Orangyang terluka ini mungkin nyawanya dalam bahaya!"
Ekspresi Nara langsung berubah: "Benarkah?"
Reva mengangguk. Berdasarkan situasi di tempat kejadian, dia bisa menilainya secara kasar.
Nara menjadi panik. Dengan cepat dia meraih Alina. "Ma, kondisi orang yang terluka itu sangat serius."
"Ada kemungkinan nyawanya sedang dalam bahaya!"
Air muka Alina langsung berubah: "Apa bisa seperti itu?"
"Hanya kecelakaan mobil biasa saja, bagaimana... bagaimana bisa menjadi begitu gawat?"
Vivi melirik Reva: "Hehh, Reva, kau jangan menakut-nakuti orang di sini!"
"Kau hanya berkeliling di sini sebentar saja sudah berani sembarangan bicara?”
"Orang yang terluka itu sangat parah? Seberapa parahnya? Coba kau katakan kepadaku!"
"Apa kau benar-benar mengira bahwa dengan jabatan direkturmu di RS yang dibeli dengan uang itu lalu kau benar-benar sudah ahli dalam ilmu kedokteran?"
"Kentut!"
Alina juga menghela nafas lega: "Apa Reva yang mengatakannya?"
"Dia tahu apa!"
Nara menjadi cemas: "Ma, apa yang dikatakan Reva itu memang benar!"
Alina mengibaskan tangannya: "Sudahlah, jangan banyak omong lagi!"
"Cepat kau hubungi pihak perusahaannya."
"Jay, jangan takut, tidak akan ada masalah."
1
Jayden mengangguk sambil tersenyum dan bersamaan dengan itu dia melirik Reva dengan tatapan muak.
Tak lama kemudian, polisi datang.
Beberapa polantas mulai mengumpulkan bukti di tempat kejadian. Sementara dua polantas lainnya langsung mulai untuk menyelidiki.
Saat bertanya tentang siapa pengemudinya, Jayden langsung menarik Crystal keluar; "Ini pacarku.""Pada saat itu dia yang membawa mobilnya."
"Kecepatannya tidak tinggi tetapi pria itu yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas dan tiba-tiba keluar dari persimpangan jalan."
"Jadi, dia tidak sengaja menabraknya!"
Polantas meliriknya: "Apa kau yakin orang itu yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas?"
"Lokasi tempat kalian bertabrakan itu berada di jalur dimana tidak ada mobil yang boleh masuk!"
"Kalau sesuai dari kondisi mobil listriknya, orang itu mengemudi dengan normal dan anda menabraknya dari belakang."
"Sebenarnya siapa yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas?"
Jayden langsung galau. Dia bergumam dengan suara rendah, "Waktu kami di luar negeri, ini sudah termasuk jalan satu arah." Polantas: "Itu di luar negeri!"
"Dimana tanah dipijak disitu langit dijunjung. Dimanapun kau berada, kau harus mematuhi hukum di tempat kau berada!”
Jayden memutar matanya dan tidak berbicara lagi.
Polantas menatap Crystal: "Tolong perlihatkan SIM anda."
Crystal menyerahkan SIMnya dan polantas mulai menulis.
Pada saat ini, seorang polantas datang dan membisikkan beberapa patah kata di telinganya.
Ekspresi polisi itu langsung berubah. Dia menatap Crystal dengan serius. "Nona, ijinkan aku bertanya lagi, apa kau yakin kau yang mengemudikan mobilnya?" Crystal tampak sedikit bingung. Namun dia mengangguk dan berkata dengan suara gemetar, "Me... memang aku!"
Dengan dingin polantas berkata, "Nona, aku sarankan agar kau tidak menggantikan orang lain untuk menerima hukumannya. Hukumannya juga sangat berat." "Selain itu orang yang sedang terluka itu juga sedang berusaha diselamatkan dan situasinya sangat kritis. Ada kemungkinan tidak bisa diselamatkan."
"Kalau tidak bisa diselamatkan maka kecelakaan ini telah menyebabkan orang mati dan ini bukan masalah sepelel"
Wajah Crystal langsung menjadi pucat. Di dalam hatinya dia sudah merasa panik.
Jayden langsung berkata: "Ini hanya kecelakaan biasa saja, apa segawat itu?"
"Paling paling hanya perlu membayar biaya pengobatannya saja. Apa kau pikir kami tidak mampu membayarnya?"
Sambil megnatakan itu dengan lembut dia menarik ujung pakaian Crystal dan memberi isyarat kepadanya untuk tidak khawatir.
Dengan enggan Crystal mengangguk.
Polantas melirik Jayden dan berkata lagi: “Bukan kau yang memiliki keputusan terakhirnya dalam masalah ini. Semuanya harus diproses berdasarkan hukum." "Dan juga, kami akan mengambil rekaman video CCTV terdekat serta menanyai saksi mata untuk menentukan siapa pengemudi yang sebenarnya!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report