Menantu Dewa Obat Chapter 790

Tadinya Axel masih berdiri di depan pintu namun ketika mendengar ucapannya ini, dia langsung keluar dan berseru. "Apa katamu?"

"Bayar apanya?"

"Apa... apa kau tidak tahu malu?"

"Putramu yang menyetir dan sudah menabrakkan mobilku. Masa kami harus membayar biaya kompensasinya?"

"Aturan darimana?" ujar Axel dengan marah.

Spencer menatapnya. "Kalian semua tahu bahwa putraku tidak punya SIM tetapi kalian masih saja meminjamkan mobil itu kepadanya. Ini adalah tanggung jawab kalian!" "Pengacara Finner, benar kan?"

Pengacara Finner menggaruk kepalanya karena merasa tidak enak hati dan menatap Reva dengan tak berdaya.

Reva: "Pengacara Finner, kalau ada sesuatu yang ingin kau katakan, silahkan katakan saja."

Pengacara Finner merenung sejenak. Lalu dengan suara rendah berkata, "Kalau kalian berdua memang tahu bahwa anak itu tidak punya SIM dan kalian masih meminjamkan mobil kepadanya." "Kalau sesuai undang-undang yang berlaku, ini memang tanggung jawab yang harus ditanggung bersama sehingga harus membayar sebagian dari biaya kompensasinya!"

Spencer langsung merasa senang dan bangga: "Bagaimana?"

"Pengacara saja sudah berkata seperti itu, apalagi yang bisa kau katakan?"

"Axel, biar aku beritahu yah."

"Untung saja kali ini anakku tidak terluka, kalau tidak, kau juga masih harus membayar ganti rugi untuk

anakku!"

Axel kesal lalu berkata dengan geram: "Dia yang menyetir dengan tanpa SIM lantas apa hubungannya dengan

kita?"

"Mengapa jadi kita yang harus membayar semuanya?"

"Apa mereka sama sekali tidak perlu bertanggung jawab?"

Pengacara Finner: "Tentu saja mereka juga harus bertanggung jawab."

"Maksud dari perkataan aku tadi adalah bahwa kalian harus sama-sama memikul tanggung jawab ini."

Axel langsung berkata, "Kau dengar tidak itu?"

"Kami hanya perlu bertanggung jawab atas sebagian saja!"

"Spencer, kalian mau memeras kami? Tidak semudah itu, ferguso!"

Spencer tercengang: Mengapa... mengapa mereka hanya akan memikul sebagian dari tanggung jawabnya saja?”

"Mereka yang meminjamkan mobil itu kepada putraku padahal mereka jelas tahu bahwa putraku tidak punya SIM. Jadi seharusnya itu menjadi tanggung jawab mereka semua!" "Bagai... bagaimana sih kau jadi pengacaranya? Kau profesional atau tidak?"

Pengacara Finner mengerutkan keningnya: "Aku berbicara sesuai dengan peraturan hukum."

Dengan marah Spencer berkata: "Peraturan macam apa itu? Aku lihat kau sendiri yang plin plan!"

"Masalah seperti ini apa masih perlu dipikirkan?"

"Tentu saja mereka yang harus memikul semua tanggung jawabnya!"

Ekspresi pengacara Finner tampak sedikit dingin. Dia mulai merasa tidak terlalu senang dengan Spencer.

Tiba-tiba dia menatap Axel: "Oh yah, ngomong-ngomong, tuan Shu, apa kau yakin pada waktu itu kau meminjamkan mobilmu kepada putranya?"

Axel menggaruk kepalanya, "Apa... apa ada masalah dengan ini?"

Pengacara Finner: "Aku perlu mengetahui situasi spesifiknya pada saat itu sebelum membuat keputusan.'

Axel berkata, "Pada saat itu putranya ingin meminjam mobilku, tetapi sebenarnya aku sama sekali tidak setuju karena aku tahu dia tidak punya SIM."

"Tetapi dia bilang bahwa mobil itu akan dikemudikan oleh pacarnya yang sudah punya SIM."

"Pada saat itu aku pikir, karena pacarnya yang akan mengemudikannya jadi tidak apa-apa sehingga aku meminjamkan mobil itu kepadanya!"

Mata pengacara Finner langsung berbinar: "Maksudmu, sebenarnya pada saat itu mobilnya hanya kau pinjamkan untuk pacarnya saja, kan? Pacarnya yang memiliki SIM itu, kan?"

Axel mengangguk: "Ya, aku juga tidak bodoh. Bagaimana mungkin aku mau meminjamkan mobil kepada seseorang yang tidak punya SIM?"

Spencer langsung berkata: "Kentut, kalian kan tidak kenal dengan pacarnya, bagaimana mungkin kau bisa meminjamkan mobilmu kepada gadis itu?"

"Axel, kau bisa tahu diri sedikit ngga?"

Tepat ketika Axel hendak berbicara, pengacara Finner sudah lebih dulu berkata dengan ringan: "Tidak ada hukum yang mengatakan bahwa orang lain tidak boleh meminjamkan barangnya kepada orang tak dikenal."

Axel langsung tersenyum: "Kau dengar tidak itu?"

Ini adalah jawaban profesional!"

Spencer menggerakkan giginya lalu dengan marah berkata, "Tetapi setelahnya kan anakku yang mengemudikan mobilnyalTM

"Ini kan sama saja bahwa dia meminjamkan mobil itu kepada anakku!"

Pengacara Finner berkata dengan perlahan: "Tidak masalah siapa yang mengemudikannya setelah itu.”

"Yang penting sekarang adalah siapa yang mengemudikan mobil itu pergi dari rumah ini?"

"Tuan Shu, apa kau masih ingat dengan situasi saat itu?"

Axel langsung berkata: “Pada saat itu pacarnya yang menyetir."

"Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa pacarnya yang menyetir!"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report