Bab 823

5 mutiara

Setelah kelabang itu keluar, tubuh sahabat Anya pun melemas dan dia ambruk di atas tempat tidur.

Anya tampak sangat ketakutan sehingga dia bersembunyi di belakang Reva. Dia mencengkeram lengan Reva dengan erat dan tidak mau melepaskannya lagi.

"Jangan takut. Serangga sihir ini sudah tidak berbahaya lagi sekarang."

,

Seperti yang dikatakan Reva, dia mengeluarkan botol porselennya dan memasukkan kembali kelabang darah itu ke dalamnya.

Anya menghela nafas lega namun ekspresinya masih penuh dengan rasa panik, "Tuan Lee, karena ada orang yang memelihara serangga sihir disini, lalu... lalu apakah kita seharusnya pergi dari sini?" "Tempat ini tidak bisa ditinggali lagi. Terlalu berbahaya."

Reva tersenyum dan berkata, "Tenanglah."

"Aku sudah bilang, orang yang memelihara serangga sihir ini tidak punya niat untuk menyakiti orang lain."

"Alasan mengapa sahabatmu terkena racun sihir itu disebabkan oleh tubuhnya, bukan karena ada orang yang sengaja ingin meracuninya."

"Kalau tidak, kalian pasti sudah mati sejak lama."

"Aku juga sudah pergi ke tempat dimana serangga sihir itu dipelihara. Seharusnya tempat itu juga pernah dilewati oleh orang lain namun tidak terjadi apa-apa."

"Hanya seorang lelaki tua di desa itu saja yang secara tidak sengaja memetik rumput herbal yang digunakan untuk memelihara serangga sihir itu sehingga dia terkena racun dari rumput herbal itu dan menyebabkan beberapa masalah sepele."

Kondisi lelaki tua itu bukan terkena serangga sihir tetapi terkena racun.

Rumput herbal berdaun tiga seperti itu memang sengaja digunakan untuk memelihara serangga sihir dan rumput itu memang beracun.

Si lelaki tua itu telah memetik rumput tersebut dan membawanya pulang untuk ditunjukkan ke penduduk desa sehingga itu sebabnya dia bisa terkena racun dari rumput tersebut.

Lalu dengan cemas Anya bertanya, "Kalau begitu kapan tubuh sahabatku akan pulih?"

"Kalau tubuhnya bisa menarik perhatian serangga sihir seperti ini, maka di kemudian hari.... bisa jadi dia akan terkena dengan serangga sihir lagi?"

Reva menjawabnya: "Sebulan lagi sahabatmu akan pulih sepenuhnya dan setelah itu tidak akan terjadi apa apa lagi.”

"Apalagi, pada dasarnya sangat sulit bagi kita untuk bisa menemukan serangga serangga sihir di tempat-tempat seperti ini."

"Masalah kali ini terjadi hanya karena ada seseorang yang memelihara serangga sibirnya, jadi ini hanya pengecualian saja."

"Kau tidak perlu khawatir. Karena aku sudah datang ke tempat ini, maka aku pasti akan menyelesaikan masalahnya sampai tuntas." "Malam ini juga aku akan membuat orang ini keluar!"

Anya terkejut: "Kau... kau bisa menemukan orang ini?"

Reva mengangguk: "Serangga sihir jenis ini perlu diberi makan setiap hari."

"Jadi, orang yang memelihara serangga ini pasti akan datang ke sini setiap hari."

"Ditambah lagi, serangga sihir ini hanya makan di malam hari. Jadi orang ini pasti datang kesini pada malam hari."

"Kau istirahat dulu saja. Aku akan pergi untuk menunggu orangnya."

Lalu Reva meninggalkan villa itu.

Anya duduk di kamarnya sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. Namun, wajahnya masih saja tampak pucat dan tidak berani tidur.

Reva pergi ke gunung yang berada di belakang desa dan menemukan sebatang pohon untuk bersembunyi di atasnya.

Di dalam kegelapan malam, hutan di pegunungan ini sangat lembab.

Namun Reva yang sudah mempelajari teknik penguapan, darahnya bergejolak sehingga rasa lembab itu sama sekali tak bisa mempengaruhinya. Sambil duduk diam dan mengatur tenaga dalamnya, Reva mendengarkan dengan cermati situasi yang ada di sekitarnya.

Pada tengah malam, tiba-tiba Reva mendengar suara derap langkah kaki.

Dia langsung menjadi waspada dan membuka matanya untuk melihat.

Di dalam kegelapan tampak seorang pria berpakaian hitam dengan kain hitam yang melilit kepalanya sedang berlari. Kecepatannya sangat cepat. Dia berlari di pegunungan dan hutan itu seperti sedang berjalan di jalan yang datar. Tidak lama kemudian pria itu tiba di tempat berkumpulnya semua kelabang itu.

Lalu dia mengeluarkan sebuah kantong dari balik tubuhnya, membukanya dan menuangkan bubuk ke atas tanah.

Setelah itu dia duduk sambil menunggu dengan sabar hingga kelabang – kelabang itu keluar.

Tetapi, setelah menunggu lama, tidak ada kelabang yang keluar.

Pria itu tidak bisa menahan keterkejutannya. Dia segera berlari dan melihat ke sekelilingnya lalu mencabut salah satu rumput berdaun tiga itu. Bagian bawahnya kosong!

Ekspresi pria itu langsung berubah. Dia mencabut beberapa buah rumput itu lagi namun hasilnya tetap saja Sama.

Di bawah tanaman rumput itu ada sebuah lubang dan di dalam lubang ini tidak ada apa-apa!

Kelabang yang seharusnya bersembunyi di akar rumput berdaun tiga itu semuanya telah hilang sekarang. Mata pria itu membelalak dengan tak percaya.

Pada saat ini, terdengar sebuah suara di belakangnya, “Apa kau sedang mencari kelabang kelabang ini?"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report