Menantu Dewa Obat

Bab 954

Semua orang terperanjat.

Ucapan Leo ini jelas - jelas sengaja ditujukan kepada Reva. Dia masih ingin membuat Reva marah.

Namun yang marah lebih dulu malah Nara. Dengan dingin dia berkata, "Lenny, kalau suamimu tidak bisa berbicara lebih baik suruh dia diam saja!"

"Ferty dan aku hanya teman sekelas saja, bagaimana bisa dianggap seperti sepasang kekasih?"

Lenny mendengus dengan dingin, "Nara, kenapa kau marah?"

"Kita semua kan teman sekelas. Semua orang juga sudah tahu tentang masalah kau dengan Ferry. Ucapan

suamiku tidak salah."

"Sudahlah, malam ini semua biaya konsumsi ini akan dibayarkan oleh suamiku. Jadi bagaimana kalau kau bersulang segelas anggur dengan ketua kelas kita demi untuk menjaga gengsi kami?" Nara sangat marah sekali hingga seluruh tubuhnya gemetaran. Si Lenny ini benar

benar sakit.

Ucapannya itu sama sekali tidak jelas. Orang yang tidak tahu mungkin akan mengira bahwa dia benar-benar ada hubungannya dengan Ferry!

Nara baru saja hendak membantahnya ketika Reva tiba-tiba menekan tangannya.

Reva mengambil segelas anggur lalu sambil tersenyum berkata, "Hari ini adalah acara reuni teman teman sekelas dan bukan reuni kekasih lama. Pantaskah kalian melakukan ini?"

"Kalau kalian benar-benar hendak bersulang hanya demi acara reunian kekasih lama, maka si Lenny harus bersulang dengan berapa banyak gelas anggur untuk seumur hidupnya?" Begitu ucapan ini dilontarkan, tawa semua orang langsung meledak.

Apa yang Reva katakan barusan itu artinya sedang mengejek Lenny yang memiliki terlalu banyak kekasih

lama.

Air muka Lenny langsung berubah. Leo juga sangat marah sekali hingga menunjuk Reva dan berteriak, "Persetan kau, apa yang sedang kau katakan itu?"

"Kau mau Cari mati yalı?"

Reva meliriknya Kenapa? Ingin berkelahi?"

Leo sangat marah: "Ehh bocah, kau berani?"

"Kau ingin berkelahi denganku, yah?"

"Oke, sekarang juga aku akan memberimu kesempatan itu!"

"Bagaimana kalau kita selesaikan masalah ini di luar dulu baru masuk lagi?"

Reva langsung tersenyum, "Oke, ayo jalan!"

Leo terperanjat, dia tidak menyangka Reva akan menjawabnya dengan begitu percaya diri.

Jangan jangan si Reva ini sama sekali tidak takut kepadanya?

Saat teringat dengan Reva yang menghancurkan botol anggurnya tadi malah membuatnya agak panik.

Kalau ilmu berkelahinya Reva sangat bagus, apa selusin lebih anak buahnya yang ada di luar sana bisa mengalahkannya?

Oleh karena itu, untuk sejenak Leo menjadi ragu.

Bersamaan dengan ini Ferry segera menghentikan Leo.

Dia menatap Reva lekat - lekat lalu dengan lembut berkata, "Malam ini adalah acara reuni teman sekelas kita. Leo, kau anggap saja demi untuk menjaga martabatku."

Leo langsung mengangguk, "Oke, bro Ferry. Karena kau sudah berkata seperti itu, aku pasti akan menjaga martabatmu!"

"Ehh bocah, urusan kita belum selesai yah, kau tunggu aku!"

Setelah itu Leo duduk dan dia langsung mengeluarkan ponselnya untuk meminta adik laki-lakinya mencarikan seseorang untuk membantunya.

Semuanya telah diatur dengan baik lalu dia melirik Reva dengan dengusan dingin.

Dia sudah memutuskan bahwa nanti malam saat Reva berjalan keluar dari Sky Pavilion, dia akan segera

bertindak!

Reva tampak sangat tenang. Dia bahkan sama sekali tidak menyentuh ponselnya.

Untuk menangani sampah seperti ini, apa dia masih perlu menelepon orang-orangnya?

Semua orang saling mengobrol sebentar lalu dengan sengaja Leo memfokuskan topiknya kepada Ferry.

"Bro Ferry, aku dengar kau pulang ke China karena ingin melakukan beberapa investasi?"

"Wall Street saja sudah membuatmu sangat kaya raya, untuk apa kau ingin melakukan investasi di China lagi?"

Ferry tersenyum. "Di Wall Street memang ada banyak peluang bagus tetapi bagaimanapun juga aku kan berasal dari negara China ini jadi aku ingin memberikan kontribusiku untuk pembangunan di China."

"Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak industri baru yang bermunculan di negara China dan nilai investasinya juga sangat besar."

"Kepulanganku kali ini juga karena aku tertarik dengan beberapa proyek domestik sehingga aku ingin melakukan beberapa investasi di kota Carson ini.”

Berbicara tentang ini, tiba-tiba dia menoleh kepada Nara dan sambil tersenyum dia berkata, "Ngomong-

ngomong, Nara, apa kau masih di perusahaan farmasi Shu?"

"Kali ini aku tertarik dengan sebuah proyek dan itu juga berkaitan dengan perusahaan farmasi Shu-mu.”

"Aku dengar dari salah satu kolega-ku bahwa obat baru yang belakangan ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi Shu memiliki potensi yang besar." -

"Belakangan ini aku juga sudah melakukan riset untuk melihat apakah kita dapat bekerja sama dengan perusahaan farmasi Shu!”

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report