Menantu Dewa Obat -
Bab 995
Bab 995
Tidak lama setelah Reva Kembali ke rumah sakit, Tiger meneleponnya.
Seperti yang sudah diduga oleh Reva, Tiger benar-benar tidak bisa menemukan keluarga mana yang terlibat dalam hal ini.
Namun, praduganya sama dengan praduga Desmond.
Kalau ada seseorang yang benar-benar ingin mengganggu Reva dalam masalah bahan konstruksi ini maka hal ini pasti ada hubungannya dengan keluarga Park atau atas persetujuan keluarga Park. Apalagi, sumber daya bahan bangunan dan dekorasi di kota Carson ini pada dasarnya memang dikuasai oleh keluarga Park.
Setelah mendengar tentang hal ini, Reva hanya bisa mencemberutkan wajahnya.
Dia tahu dengan sangat jelas bahwa masalah ini pasti tidak hanya dilakukan oleh keluarga Park saja.
Selain itu, keluarga Park sama sekali tidak punya dendam ataupun masalah apapun dengannya sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk mengganggunya.
Oleh karena itu, pasti ada orang lain yang berada di belakang keluarga Park.
Orang-orang lainnya masih dirahasiakan dan sekarang hanya keluarga Park saja yang ketahuan sebagai dalangnya. Jelas bahwa mereka sengaja ingin membuat Reva berurusan dengan keluarga Park. Dengan kata lain, pihak lawan sedang membuat jebakan dengan menggunakan dalih keluarga Park dan menunggu Reva masuk ke dalam jebakannya.
Kalau Reva langsung menyerang keluarga Park maka konsekwensi seperti apa yang mungkin bisa ditimbulkannya!
Setelah memikirkannya sejenak lalu Reva menelepon Desmon. Dia perlu informasi tentang keluarga Park, informasi paling detil dari orang yang paling dekat dan akrab dengan mereka.
Sebagai anggota dari kesepuluh keluarga terpandang itu, Desmond adalah orang yang paling tahu tentang keadaan kesepuluh keluarga terpandang itu.
Dalam waktu kurang dari setengah jam saja, para anak buah Desmond sudah mengirimkan beberapa portfolio yang berisi tentang informasi keluarga Park.
Bersamaan dengan itu, Tiger juga sudah sampai di rumah sakit dan penyelidikannya tentang masalah Vanni juga sudah cukup lumayan.
"Kak Reva, aku sudah menyelidikinya, si Agus itu nama lengkapnya Agus Batara, dia hanya seorang bajingan kecil saja."
"Biasanya mereka sering nongkrong di kota Pelajar dan jarang masuk ke dærah perkotaan. Mereka hanya suka menindas mahasiswa dari darah lain dan sama sekali tidah punya bekingan apa-apa."
"Kalau kau ingin membereskan mereka, langsung katakana saja kepadaku. Aku akan langsung menyeret mereka semua ke sini!"
Seru Tiger.
Reva mengibaskan tangannya, "Tidak perlu buru oleh polisi."
buru. Beberapa orang ini sudah dibawa pergi
"Biar mereka dikurung untuk beberapa hari dulu saja. Nanti kalau aku sudah ada waktu luang, baru aku tangani masalah ini!" "Ngomong-ngomong, ini adalah informasi tentang keluarga Park, kau bisa melihatnya."
Ujar Reva sambal menyerahkan portforlio itu kepada Tiger.
Saat Tiger melihatnya, kepalanya langsung terasa pusing.
"Kak Reva, aku... aku tidak mengerti hal-hal ini.”
"Ijazah SMP aku dibeli dengan uang, kosa... kosakatanya ada begitu banyak, aku mana ngerti?"
Reva meliriknya sekilas dan tidak mengatakan apa-apa, "Tidak berpendidikan itu cukup mengerikan!"
Tiger mendengus dingin, "Kak Reva, tidak apa
apa kalau aku tidak berpendidikan."
"Asalkan aku mengikutimu, aku pasti tidak akan salah!"
Reva merasa malas untuk memperhatikannya. Dia membaca informasi keluarga Park dari awal hingga akhir dan mengingat informasi umum tentang keluarga Park di dalam hatinya. Kalau hanya dari beberapa informasi itu, tentu saja Reva tidak dapat menemukan sesuatu yang aneh.
Namun dia juga tidak terburu-buru.
Plhak lain hanya ingin membuatnya berurusan dengan keluarga Park jadi dia harus memperhatikan masalah ini lagi dan tidak bisa bertindak dengan gegabah.
Malamnya, Agus yang sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian baru segera pergi ke Exotic Bar yang ada di kota Pelajar.
"Johnson sudah datang belum?"
Sambil menyeringai Agus bertanya kepada satpam yang sedang berjaga di pintu.
Satpam menunjuk ke ruangan yang ada di belakang dan Agus segera bergegas ke sana.
Begitu sampai di depan pintu, dia mendengar ada suara erangan seorang wanita dari dalam
ruangan.
Agus tersenyum dengan penuh arti. Dia hanya berdiri di depan pintu untuk menunggu saja dan tidak masuk ke dalam.
Tidak lama kemudian, tampak dua orang wanita dengan dandanan menor berjalan keluar dari ruangan itu sambal merapikan pakaian mereka.
Agus menatap kedua wanita yang berjalan pergi itu dengan enggan sebelum mengetuk pintu
ruangannya.
"Brengsek, bajingan darimana yang mengetuk pintu di saat seperti ini!"
"Masuk!"
Terdengar suara marah dari dalam ruangan.
Dengan cepat Agus tersenyum dan berjalan masuk.
"Kak Johnson, ini aku, Agus!"
Di dalam ruangan itu tampak seorang pemuda dengan tinggi badannya yang kurang dari 1,6 meter dan sedang mengenakan pakaiannya.
Dia melirik Agus sekilas dan berkata, "Setan, untuk apa kau datang ke sini?"
Dengan terburu-buru Agus berkata, "Kak Johnson, hari ini aku baru saja bertemu dengan seorang wanita cantik yang sangat menakjubkan. Aku jamin kau pasti akan suka!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report