Menantu Dewa Obat -
Bab 1000
Bab 1000
Exotic Bar
Vanni mendatangi tempat ini dengan terengah - engah, wajahnya tampak gembira.
Dia sudah berjalan pulang ke sekolah namun tiba-tiba Agus meneleponnya dan berkata bahwa dia hendak mengajaknya pergi bersenang-senang sehingga dia segera datang ke sini dengan sangat gembira.
Dia tidak punya uang jadii dia hanya bisa meminjam uang dari teman sekelasnya untuk naik taksi ke sini dan bahkan juga mendandani dirinya dengan cantik.
Begitu melihat Agus, Vanni langsung bersemangat sekali, "Suamiku."
Dengan senyum lembut di wajahnya, Agus berjalan masuk ke bar sambil merangkul pundak Vanni.
Ekspresi Vanni tampak begitu bahagia dan senang sekali.
Setelah sampai di sebuah ruang VIP, Agus langsung bertanya kepadanya dengan serius, "Vanni, apa kau mencintaiku?"
Vanni langsung menganggukkan kepalanya dengan kuat, "Suamiku, aku sangat-sangat mencintaimu!"
"Aku hanya mencintaimu dalam seumur hidupku!"
"Kau adalah segalanya bagiku!"
Agus menganggukkan kepalanya dengan puas, "Kalau begitu, apa kau setuju untuk melakukan apa saja untukku?"
Vanni langsung mengangguk lagi, "Aku setuju untuk melakukan apa saja untukmu!"
Kemudian dengan mesra Agus berkata, "Vanni, bisa bertemu denganmu merupakan suatu berkah bagiku!"
"Entah berapa banyak hal baik yang sudah aku lakukan di masa lalu hingga aku bisa bertemu denganmu."
Wajah Vanni memerah. Dia tampak senang sekali karena dia paling suka mendengarkan ucapan - ucapan manis dan kata-kata cinta dari Agus. Setelah berbicara sebentar, Agus melirik waktunya yang sudah hampir tiba lalu berbisik, "Vanni, malam ini kau harus membantuku."
"Kalau kau tidak mau membantuku, aku... aku pasti akan mati..."
Vanni terkejut, "Sayang, ada apa?”
"Apa yang telah terjadi?"
Agus menggelengkan kepalanya, "Vanni, kau harus janji dulu bahwa kau pasti akan membantuku, kan?"
Vanni tampak bingung namun dia tetap menganggukkan kepalanya, "Sayang, apapun yang terjadi, aku pasti akan membantumu!" Agus langsung tersenyum, "Bagus sekali!"
"Vanni, sebenarnya... sebenarnya ini juga bukan masalah besar."
"Nanti malam, aku... aku ingin kau pergi untuk menemani kak Johnson!"
Vanni tampak bingung. "Menemani kak Johnson?"
"Menemani dia apa?"
"Minum anggur?"
Agus menggelengkan kepalanya, "Bukan minum anggur me... melainkan menemaninya tidur..."
Untuk sesaat Vanni membeku dan ekspresinya langsung berubah drastis, "Sayang, apa... apa yang kau katakan?" "Aku...menemaninya tidur?"
Agus mengangguk.
Mata Vanni membelalak dengan lebar, "Sayang, apa kau sudah gila?"
"Aku... aku ini istri tersayangmu, bagaimana kau bisa menyuruhku melakukan hal seperti itu?”
Agus langsung menunjukkan ekspresi sedih kepadanya, "Sayang, aku juga tak berdaya."
"Kau tahu, si Guntur dan yang lainnya mungkin akan dikurung di penjara."
"Dan beberapa musuh yang pernah aku singgung sebelumnya juga berkata bahwa mereka mau membacok aku sampai mati."
"Kalau kak Johnson tidak membantuku, aku... aku pasti akan mati!"
"Kak Johnson bilang, asalkan kau mau tidur dengannya untuk satu malam saja, dia pasti akan membantu aku."
"Tidak hanya itu saja, dia juga akan sepenuhnya mendukung aku di kemudian hari, dan pada... pada saat itu aku juga akan menjadi ketua di kota Pelajar!" "Vanni, kau tahu, aku sudah lama menunggu kesempatan seperti ini."
"Kalau aku bisa menguasai kota Pelajar, maka kita bisa mendapatkan banyak uang sehingga aku bisa memberikan kehidupan terbaik untukmu.”
"Ini adalah sebuah kesempatan. Vanni... aku benar-benar tak berdaya, jadi aku mohon kepadamu."
"Vanni, tolong kau bantu aku. Hanya satu malam saja, hanya satu malam.....”
Wajah Vanni memucat. Dia tidak pernah menyangka bahwa orang yang paling dia cintai akan mengatakan hal seperti itu.
Vanni mundur dua langkah dengan agak terhuyung dan berkata dengan suara gemetar, "Suamiku, kau adalah orang yang paling aku cintai!" "Ba... bagaimana kau bisa melakukan hal seperti itu?"
"Demi masa depanmu sendiri, kau... kau bahkan tidak mempedulikan aku lagi?"
Agus buru-buru berkata, "Vanni, ini bukan hanya masa depanku sendiri saja tetapi masa depan kita berdua. Masa depan kita berdua!"
"Vanni, hanya satu malam, hanya satu malam saja dan kita sudah bisa mendapatkan segalanya!"
"Vanni, aku akan selalu mencintaimu..."
Vanni tetap menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak setuju.
Setelah membujuknya untuk beberapa saat, Agus menjadi kesal karena melihat Vanni yang masih saja menolak. Dia langsung menampar wajahnya. "Sialan, dasar jalang. Aku sudah menjaga gengsimu yah?!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report