Menantu Dewa Obat -
Bab 1020
Bab 1020
Reva berkata dengan tenang, "Jawab pertanyaanku."
Rosa mengatupkan giginya, "Ja... jangan mimpi!"
"Orang-orang dari suku Maui tidak akan bisa diancam oleh orang lain!"
Reva: "Kalau begitu kau harus terus menanggungnya."
"Haih, mantra pengasih yang kau kembangkan itu telah menggunakan dirimu sendiri sebagai serangga sihirnya. Dia telah mengkonsumsi wewangian sihirmu itu sejak kecil sehingga darah dan serulutuh tulang ditubuhmu memiliki wewangian sihir tersebut."
"Aroma wewangian sihir seperti ini bisa merangsang hasrat pria hingga dia tidak bisa mengendalikan dirinya."
"Dan apa yang aku lakukan sekarang adalah menghancurkan semua wewangian sihir di tubuhmu itu sedikit demi sedikit. Oleh karena itu kau bisa terus melanjutkan sikap keras kepalamu!”
"Kalau kau tidak ingin latihanmu yang selama bertahun tahun itu benar-benar dihancurkan olehku maka kau bisa terus bersikap keras kepala!"
Air muka Rosa langsung berubah drastic, akhirnya dia mengerti mengapa dirinya merasa sangat tidak nyaman.
Dengan gemetaran dia berkata, “Si... siapa kau?"
"Mengapa kau bisa begitu jelas tentang urusan suku Maui kami?"
"Bagaimana kau bisa tahu cara menghancurkan wewangian sihir? Guruku sendiri pun tidak tahu cara ini. Bagai... bagaimana kau bisa tahu?"
Reva: "Sekarang aku yang sedang bertanya kepadamu, bukan kau yang bertanya kepadaku."
"Kau mau jawab atau tidak?"
Seketika itu juga air muka Rosa langsung berubah dan akhirnya dia mau menutut.
"Na... namaku Rosa, aku berasal dari suku Maui."
"Aku sudah menjawabmu, sekarang kau sudah bisa lepaskan jarum perakmu itu!"
Reva menarik sedikit jarum peraknya. Rosa masih tidak bisa bergerak namun perasaan tidak nyaman di tubuhnya sudah menghilang.
Dia menghela nafas dengan lega dan pada saat ini dia seolah yang lalu.
olah baru saja kembali dari berabad-abad
"Jawab pertanyaanku dengan baik, kalau tidak, jatum peraknya akan ditusukkan lagi!"
Ujar Reva dengan dingin.
Rosa menggerakkan giginya dengan ekspresi tidak rela namun pada akhirnya dia mengangguk juga dengan perlahan.
Reva mengangguk puas, "Masalah-masalah yang terjadi pada keluarga Park itu dilakukan oleh kalian, kan?"
Rosa menatap Reva lalu dia langsung berkata, "Kau.. kau Reva yah?"
"Apa kau yang melemparkan serangga sihit saat di rumah keluarga Park tadi?"
Toples kayu mungil milik Reva tadi berisi sejenis serangga yang bisa tertiup angin.
Efeknya memang tidak terlalu kuat namun ia bisa membuat banyak orang terpengaruh efek sihirnya dalam waktu singkat.
Bagi orang awam, mereka tentu tidak akan menyadarinya.
Namun, Rosa adalah orang yang berasal dari suku Maui jadi tentu saja dia langsung menyadarinya!
"Huh, sekarang kau sudah tahu siapa aku, jadi jawab pertanyaanku dengan benar!"
Reva juga merasa tidak perlu repot - repot untuk menyembunyikan identitasnya lagi.
Rosa menggertakkan giginya, "Kau jangan mimpi!"
"Reva, kau sudah membunuh Aciel, pamanku. Aku... aku akan bertarung habis-habisan denganmu!"
"Aku harus membunuhmu untuk membalaskan dendam pamanku!"
Reva: "Ternyata Aciel adalah pamanmu!"
"Kalau begitu berarti kau masih punya seorang guru."
"Sepertinya masalah ini bukan dilakukan oleh kau."
"Dengan IQ-mu itu, kau pasti tidak bisa melakukan hal ini. Semua ini pasti diatur oleh gurumu, kan?"
Rosa tercengang. Dia tidak menyangka bahwa Reva bisa menganalisis begitu banyak hal dari satu ucapannya itu saja.
Dia hanya menggertakkan giginya dan tidak berbicara lagi.
Reva tampak acuh tak acuh, "Tidak mau jawab yah?"
"Oke, kalau begitu mari kita lanjutkan."
Sambil berbicara, Reva langsung hendak menusukkan jarum perak itu lagi.
Ekspresi Rosa langsung berubah. Dia benar benar tidak ingin menanggung perasaan seperti tadi lagi.
Namun dia juga tidak ingin memberitahu Reva tentang gurunya.
Pada saat ini, ponsel Reva tiba tiba berdering.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report