Bab 1025

Reva tidak bisa menahan emosinya, dia benar-benar tidak menyangka bahwa hal ini dilakukan oleh Vivi lagi.

"Temukan dia!"

"Dan juga, aku akan mengirimkan sebuah video kepadamu. Coba kau periksa lokasi di dalam video itu!",

Reva mengirimkan video itu kepada Tiger.

Setelah itu dia pergi dari villa Rosé Garden.

Melihat perkelahian yang masih terjadi dari kejauhan membuat dia mengepalkan tangannya dengan perlahan.

Masih tersisa empat puluh menit lagi, kalau Alina masih juga belum dapat ditemukan maka dia terpaksa harus melakukannya dengan kekerasan.

Mau tak mau dia hanya bisa menangkap Marco dan memaksa mereka untuk melepaskan Alinal

Tidak sampai lima menit kemudian, Tiger meneleponnya, "Kak Reva, kami sudah mendapatkan Vivi."

"Apa kau ingin kami mengirimkan dia kepadamu?”

Reva: "Tidak keburu lagi."

"Segera lakukan panggilan video, aku ingin bertanya kepadanya dengan jelas!"

Tiger melakukan panggilan video dan di sisi lain tampak Vivi yang sedang berlutut di lantai dengan beberapa orang yang memeganginya. Tampak cihiran sinis di wajahnya. "Aihh, kakak ipar, kau mencariku?"

"Kenapa? Apa kau tiba-tiba teringat bahwa kita masih saudara?"

"Beberapa waktu lalu bukannya kalian sangat hebat?"

"Adik laki-laki-ku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan papaku juga sudah kehilangan pekerjaannya. Kami tidak punya uang, tidak punya rumah dan tempat tinggal lagi. Semua ini terjadi berkat kalian!"

Vivi menggerakkan giginya dan mendengus dengan dingin. Dia tidak menyembunyikan rasa bencinya terhadap Reva.

Reva benanya dengan ekspresi tenang. "Kau yang memancing tante keduamu keluar?"

"Kau sudah bekerjasama dengan keluarga Park?"

Vivi terbahak, "Benar sekali, itu akul"

"Keluarga Park memberi aku banyak uang untuk memancing Alina keluar."

"Kau tahu berapa banyak uangnya? Lima juta dolar!"

Reva mengernyitkan keningnya, "Dia sama sekali tidak percaya kepadamu lagi sekarang, jadi bagaimana caranya kau bisa memancing dia keluar?"

Vivi tersenyum dengan bangga, lalu dia menunjukkan tangan kirinya, "Coba kau lihat ini."

Pergelangan tangan kirinya diperban dan tampak ada beberapa tetes darah yang masih mengalir.

Ekspresi Reva langsung berubah. Akhirnya dia mengerti apa yang sedang terjadi.

"Vivi, kau benar benar sangat tidak tahu malu!"

Vivi terbahak dengan keras: "Tidak tahu malu?”

"Hahaha, aku suka dengan kata-kata itu."

"Memang benar, aku tidak tahu malu."

"Aku membuat panggilan video dengannya dan memotong pergelangan tanganku sendiri di depan matanya."

"Kalau dia tidak mau datang, aku akan mati di depannya!"

"Setelah itu dia datang."

"Bagaimana? Hebat, kan caraku ini?"

Reva menghela nafas. Alina benar-benar bersikap terlalu baik pada saudaranya ini.

"Dimana tante keduamu sekarang?"

Reva bertanya dengan suara yang dalam.

Vivi tertawa terbahak- bahak, "Mau tahu?"

"Memohonlah padaku."

Di depan layar tampak Tiger bangkit berdiri dan berkata, "Persetan!"

"Sialan, kalau kau tidak memberitahuku hari ini aku akan membunuhmu!"

Vivi melirik Tiger sekilas, "Aduhh, kau mengancamku?"

"Kakak ipar, kalau aku berani melakukan hal itu maka itu berarti aku sudah memikirkan semua konsekwensinya."

"Keluargaku sudah menjadi seperti ini jadi apa menurutmu aku masih akan takut mati?"

Reva mengibaskan tangannya dan Tiger langsung mundur dengan marah.

"Vivi, kau tidak bersembunyi. Itu artinya kau sengaja membiarkan kami bisa menemukanmu dengan mudah."

"Katakan padaku, apa permintaanmu?"

Ujar Reva dengan suara rendah.

Vivi terbahak lagi, "Reva, kau benar-benar pintar!"

"Sayangnya, kau sudah salah menebak, aku tidak menginginkan apapun."

"Aku sengaja membiarkan kau bisa menemukanku karena aku ingin melihat bagaimana putus asanya dirimu!"

"Kau ingin mencari Alina, kan? Ohh, biar aku kasih tahu yah, kalian tidak akan mungkin bisa menemukannya!"

"Kalian sudah menonton video itu, kan? Apa kau sudah mencari di sekitar lokasi rumah itu?"

"Hehehe, dasar idiot. Apa kalian masih belum tahu? Ini hanya sebuah rumah kontainer, sama sekali bukan sebuah rumah!" "Rumah kontainer itu selalu bergerak dan berpindah tempat!"

"Yang artinya, Marco yang merupakan anggota keluarga dari keluarga Park pun tidak akan tahu dimana posisi Alina saat ini!" "Austin sekalipun juga tidak akan bisa menemukannya!"

"Reva, kau tidak akan bisa menyelamatkannya kecuali kau yang mati. Kalau tidak, dia yang akan mati!"

"Hahaha, apa kau merasa sangat putus asa sekarang."

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report