Bab 196 Claudia Ingin Menjadi Selebriti Internet

Suara Ardika terdengar sedingin bilah pisau.

Kali ini, dia benar-benar sudah marah besar!

Saking menakutkannya, tubuh Jesika sampai sedikit bergetar. Dia segera menelepon Sigit dan yang lainnya.

Dalam sekejap, foto Claudia sudah tersebar luas baik di dunia pemerintahan maupun di dunia preman Kota Banyuli.

Kini, tugas semua orang adalah untuk menemukan wanita ini!

Di area kota tua.

Claudia dan Ivan, suaminya mengenakan masker dan kacamata hitam berjalan menuju ke sebuah klinik kecil di pinggir jalan.

*Sayang, aku sudah pemah melihat foto wanita itu. Dia memang sangat cantik. Anak kita kelak pasti nggak akan jelek.”

*Tapi, biayanya terlalu mahal. Begitu mengeluarkan uang, kita harus mengeluarkan uang sebesar 10 miliar. Hanya dalam sekejap mata saja, uang sebesar 20 miliar yang Pak Diego berikan pada kita hanya tersisa 10 miliar. Kita masih harus membeli rumah dan mobil, kita harus mempertimbangkan dengan baik sebelum mengeluarkan uang 20 miliar itu.”

Di depan pintu klinik, Ivan menarik lengan Claudia. Dia merasa sakit hati mengeluarkan uang sebanyak itu sekaligus.

Melihat ekspresi ragu suaminya, Claudia berkata, “Ivan, kenapa pemikiranmu sempit sekali?”

Claudia memelototi suaminya dengan meremehkan, lalu mengeluarkan ponselnya dan berkata dengan bangga, “Nah, kamu lihat sendiri. Sekarang pengikut akun media sosialku sudah mencapai dua jutaan orang. Melihat panasnya kasus Luna kali ini, mungkin saja jumlah pengikutku akan mencapai sepuluh juta penggemar!”

“Kalau kita menghabiskan uang 20 miliar itu sekarang, sama sekali nggak masalah. Kelak, aku bisa mengandalkan sosial mediaku untuk berjualan. Bahkan penghasilanku bisa lebih dari puluhan miliar!”

Keuntungan yang dia peroleh dari berkhianat pada Luna bukan hanya 20 miliar saja.

Dia akan menjadi selebriti internet terkenal, memperoleh penghasilan yang banyak serta meningkatkan status sosialnya.

Jadi, dia sama sekali tidak menyesal sudah mengkhianati Luna.

Apa artinya hubungan pertemanan? Bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan keuntungan yang terpampang nyata di depan

matanya ini?

Ivan yang sudah mulai tergerak menelan air liurnya. Namun, dia tetap berkata dengan memasang ekspresi ragu. “Tapi, meminta orang lain melahirkan anak untuk kita adalah tindakan ilegal dan sangat mahal. Selain itu, kalau sampai ketahuan, seluruh penduduk di negeri ini akan memakimu menjadikan orang lain sebagai mesin pencetak bayi. Kalau sampai hal itu terjadi, kamu nggak akan bisa menjadi selebriti internet lagi. Lagi pula, tubuhmu baik-baik saja. Kamu bisa melahirkan anak sendiri.”

“Omong kosong!”

Claudia berkata dengan marah, “Apa kamu nggak tahu melahirkan anak berbahaya dan berdampak buruk bagi tubuh wanita? Lagi pula, aku nggak akan menyia-nyiakan masa mudaku untuk melahirkan anak. Aku ingin tetap tampak cantik dan muda seperti ini. Aku nggak peduli ilegal atau nggak ilegal. Kita punya uang, kenapa kita nggak boleh menjadikan orang lain sebagai mesin pencetak bayi?”

Wanita itu mengucapkan kata-kata itu dengan percaya diri, seolah-olah masa muda dan kondisi tubuhnya penting, sedangkan masa muda dan kondisi tubuh wanita itu tidak penting.

“Ivan, kalau kamu masih cerewet seperti ini, aku akan mencari pria lain!”

Selesai berbicara, Claudia langsung masuk ke dalam klinik.

Saking ketakutannya, Ivan segera mengikuti langkah istrinya dari belakang.

“Kalian sudah datang, ya.”

Di dalam klinik, ada beberapa orang pria dan wanita yang mengenakan masker menatap mereka dengan tatapan tajam.

Claudia tahu mereka adalah komplotan yang menawarkan jasa ilegal itu. Klinik ini hanya sebagai lokasi transaksi ilegal mereka.

Sebelumnya dia sudah sepakat dengan orang-orang ini, yaitu 10 miliar.

+15 BONUS

“Di mana wanita itu? Aku ingin bertemu langsung dengannya,” kata Claudia.

“Bawa dia keluar!” kata ketua komplotan itu sambil menepuk tangannya. Sesaat kemudian, seorang wanita dengan ekspresi pucat pasi dan sekujur tubuh gemetaran dibawa keluar.

Kedua tangannya diikat di belakang, sangat jelas bahwa dia tidak bersedia melakukannya.

Melihat wanita itu seharusnya baru berumur sekitar tujuh belas tahun dan parasnya sangat cantik, Claudia merasa agak iri padanya.

Pada saat bersamaan, dia juga sangat puas dengan mesin pencetak bayi ini.

“Oke, dia saja!”

Kemudian, Claudia bertanya dengan hati-hati, “Tapi, sepertinya wanita ini nggak bersedia melakukannya, ‘kan? Bagaimana kalau sampai melarikan diri atau ada masalah lain?”

“Jangan khawatir, anggota kami akan mengawasinya dengan ketat. Dia nggak akan punya kesempatan untuk melarikan diri. Kalau dia berani melarikan diri, hehe…” kata ketua komplotan itu dengan ekspresi kejam.

Saking ketakutannya, sekujur tubuh wanita itu gemetaran, bahkan dia sampai menangis.

“Oke, kalau begitu aku berikan dua miliar sebagai tanda jadi.”

Claudia meminta Ivan untuk melepaskan tas yang tergantung di punggungnya dan membayar uang muka.

Tentu saja dia tidak sebodoh itu melakukan pembayaran dengan cara transfer, melainkan dengan uang tunai.

“Claudia, apa kamu nggak merasa bersalah menikmati uang hasil kamu mengkhianati Luna?!”

Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dingin dari arah belakangnya.

Ardika berjalan menghampiri wanita itu dengan langkah santai.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report