Menantu Pahlawan Negara by Sarjana -
Bab 198
Bab 198 Aku Tidak Perlu Merekam Suaramu
+15 BONUS
Begitu Ardika selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara baling-baling.
Kemudian, satu per satu pesawat nirawak muncul di udara dan berputar-putar di atas langit.
Jumlah pesawat nirawak tersebut paling sedikit ada ratusan buah dan membentuk satu barisan yang rapi di depan pintu klinik.
Suara keributan di sini menggemparkan seluruh jalanan!
Banyak orang yang keluar dari bangunan, lalu mengalihkan pandangan mereka ke arah sini dengan ekspresi penasaran.
Tiba-tiba, Jesika melangkah masuk ke dalam klinik dan menyerahkan sebuah tablet kepada Ardika.
Ardika memilih sebuah video secara acak, lalu memutarnya.
“Tapi, biayanya terlalu mahal. Begitu mengeluarkan uang, kita harus mengeluarkan uang sebesar 10 miliar. Hanya dalam sekejap mata saja, uang sebesar 20 miliar yang Pak Diego berikan pada kita hanya tersisa 10 miliar. Kita masih harus membeli rumah dan mobil, kita harus mempertimbangkan dengan baik sebelum mengeluarkan uang 20 miliar itu.”
“Apa kamu nggak tahu melahirkan anak berbahaya dan berdampak buruk bagi tubuh wanita? Lagi pula, aku nggak akan menyia-nyiakan masa mudaku untuk melahirkan anak. Aku ingin tetap tampak cantik dan muda seperti ini. Aku nggak peduli ilegal atau nggak ilegal. Kita punya uang, kenapa kita nggak boleh menjadikan orang lain sebagai mesin mencetak bayi?”
Suara yang familier terdengar dari tablet tersebut.
Sontak saja hal itu membuat ekspresi Claudia berubah drastis!
Itu adalah pembicaraannya dengan Ivan, suaminya di depan pintu klinik dua menit yang lalu!
Ardika melemparkan tablet itu kepada Claudia dan berkata, “Sekarang kamu sudah tahu bagaimana aku menemukanmu, ‘kan? Sejak kamu dan suamimu keluar dari rumah hingga sampai di area kota tua, setiap gerak-gerik kalian dan kata-kata kalian sudah terekam oleh pesawat nirawak.”
“Claudia, membunuhmu hanya semudah membunuh seekor semut. Aku sama sekali nggak perlu merekam suaramu secara pribadi!”
Tanpa perlu Claudia mengatakan sendiri bahwa dia telah mengkhianati Luna dan memfitnah Luna, selama video ini tersebar luas, maka citranya sebagai seorang pahlawan penegak keadilan akan hancur! Bagaimanapun juga, memanfaatkan jasa wanita lain untuk melahirkan anak baginya adalah tindakan ilegal di negara ini.
Dengan tablet itu dalam genggamannya, ekspresi bangga di wajah Claudia menghilang tanpa jejak. Saat ini, ekspresinya pucat pasi dan sekujur tubuhnya gemetaran.
Tentu saja dia tahu apa arti semua ini!
“Bang!”
Tiba-tiba, dia langsung membanting tablet itu ke lantai dan menginjak-injak tablet tersebut sampai hancur berkeping-keping.
Kemudian, dia langsung berteriak meminta bantuan kepada ketua komplotan tersebut seperti orang gila, “Bos, tolong tangkap dia dan
paksa dia untuk melenyapkan semua video-video itu, lalu bunuh dia. Aku akan memberi kalian dua miliar. Ya, dua miliar!”
Ketua komplotan itu menatap Ardika dengan lekat sambil memicingkan matanya.
Sebenarnya, sejak mendengar ucapan Ardika, dia sudah berniat untuk membunuh pria itu.
Begitu video-video itu tersebar di internet, maka komplotannya akan menjadi target pemberantasan pihak berwajib.
“Nona Claudia nggak perlu khawatir. Selain menjalankan bisnis seperti yang kami tawarkan padamu, kami juga melakukan bisnis perdagangan organ. Karena ada dua sumber yang berinisiatif menyerahkan diri pada kami, bagaimana mungkin kami menolaknya? Hehe….”
Ketua komplotan itu menyunggingkan seulas senyum kejam. Selesai berbicara, dia melambaikan tangan dan berkata, “Tangkap mereka berdua, si pria kita jual organnya, sedangkan si wanita kita jadikan sebagai mesin pencetak bayi. Wanita secantik itu pasti akan menarik
perhatian banyak nyonya keluarga kaya!”
+15 BONUS
Begitu mendengar instruksi dari bos mereka, semua anak buah yang berada di belakangnya, baik pria maupun wanita langsung memancarkan aura membunuh yang kuat, lalu menerjang ke arah Ardika dan Jesika.
Hanya ada satu orang yang menerjang ke arah Jesika, sedangkan tiga orang pria dan wanita sisanya mengepung Ardika yang tadi sudah menunjukkan kehebatan bertarungnya.
Begitu mereka menggerakkan pergelangan tangan mereka, sebilah pisau tajam langsung muncul di dalam genggaman mereka masing-
masing.
Ya, bilah pisau itu sangat tajam.
Bahkan hanya dengan tergores sedikit saja, maka kulit dan daging targetnya akan terkelupas, bahkan kehilangan nyawa!
“Hmm, cukup menarik. Sepertinya kalian ada sekelompok ahli. Pantas saja saat Romi dan yang lainnya membereskan area kota tua, mereka nggak menemukan keberadaan kalian.”
Sorot mata Ardika tampak sedikit terkejut. Untung saja, dia tidak meminta anak buah Jinto dan Romi untuk berhadapan dengan orang- orang ini. Kalau tidak, mungkin saja mereka benar-benar akan mati di tangan orang-orang ini.
‘Hah, ternyata area kota tua ini benar-benar merupakan tempat persembunyian para pelaku kriminal yang sudah ahli!”
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report