Bab 2001 Begini Lebih Baik

Dengan adanya ucapan Lorenzo ini, dokter-dokter baru bisa merasa tenang.

Setelah Heidy mendengar terjemahannya, barulah dia menyerahkan posisi kepala bedah pada Tabib Hansen.

Tabib Hansen yang melihat gadis berambut pendek yang terbaring di ranjang rumah sakit dan tidak sadarkan diri itu, matanya terdapat tatapan yang sedikit rumit.....

Tetapi dia tidak punya banyak waktu, ia segera memeriksa lukanya, melihat layar x-ray yang diperbesar dengan alat, kemudian memulai operasi.

Heidy dan beberapa dokter lain juga ikut membantu di samping.

Tabib Hansen tidak berbicara selama operasi berlangsung, dia hanya menundukkan kepala dan melakukan operasi dengan diam.

Setelah dua jam penuh, dia akhirnya berhasil membuang pecahan logam yang ada didalamnya, kemudian melakukan pengecekan akhir, lalu membersihkannya dan menjahitnya. la melakukan semuanya sekaligus!

Setelah semua operasi selesai, Heidy tidak bisa berhenti mengaguminya, "Kemampuan medis. Tabib memang luar biasa sekali, bahkan bisa tahu lokasi pecahan logam ada dimana tanpa melihat, mengambil pecahan logam dengan teknik yang sangat cepat, bahkan dalam kondisi pecahan itu menekan saraf otak sekalipun, dia tetap bisa menyelesaikannya dengan sempurna, tanpa ada sedikit pun yang melenceng...."

"Benar, luar biasa sekali!"

Dokter lainnya juga kagum, dan dokter wanita itu bersiap ingin menerjemahkannya pada Tabib

Hansen.

Tabib Hansen melepaskan maskernya, dengan ringan berkata, "Tidak usah diterjemahkan lagi, tidak perlu menyampaikan pujian juga, rawat saja pasien ini dengan baik."

Ketika berbicara, dia menatap dalam Dewi yang berbaring di ranjang rumah sakit, tatapannya terlihat sangat rumit, bahkan ketika murid kecilnya memanggilnya, dia bahkan tidak bereaksi .... "Guru, guru, guru!"

Dixon memanggilnya beberapa kali, dia baru berbalik, "Hah?"

"Kita sudah harus pergi." Dixon mengingatkannya dengan suara kecil.

"Ya." Tabib Hansen melepaskan maskernya tanpa sadar, tetapi matanya tertuju ke tirai dan

bertanya, "Yang berada di belakang tirai, bisakah kamu keluar sebentar, kita bicara?"

Pada saat ini, Lorenzo hendak berdiri dan mengenakan pakaian steril dan hendak menemui Dewi, mendengar ucapan ini, dia berhenti, memberi sebuah isyarat agar Jeff dan yang lainnya melindungi Dewi. Kemudian berkata pada Tabib Hansen, "Silakan Tabib Hansen!"

Jeff sebelumnya sudah melaporkan terlebih dahul, Dewi telah berulang kali mengatakan agar memperlakukan Tabib Dewa ini dengan hormat seperti dia

al.net

memperlakukan ayah Lorenzo, saat itu Lorenzo malah mengerutkan kening dan berkata, "Omong kosong", tetapi sekarang dia memperlakukan Tabib Hansen

dengan hormat.

Dixon menuntun Tabib Hansen keluar, Lorenzo juga berjalan keluar dari bangsal.

Keduanya bertemu untuk pertama kalinya, anehnya malah terdapat rasa keakraban yang tak bisa dijelaskan, seolah-olah mereka sudah pernah bertemu satu sama lainnya sebelumnya..... Tabib Hansen memandang Lorenzo dari atas ke bawah, Lorenzo juga memandangi beliau. setelah beberapa lama, cahaya mata keduanya berubah pada saat bersamaan....

"Kamu?"

"Anda!"

Bayangan dari tujuh tahun yang lalu muncul dibenak mereka, dan ada kejutan yang tak bisa dijelaskan di mata mereka berdua.

Saat itu Dewi menunjuk ke sosok tua itu dan berkata bahwa dia adalah satu-satunya kerabatnya di

dunia ini.

Dan Tabib Hansen juga tahu bahwa Dewi pernah menyelamatkan seseorang, dan bahkan menjalin hubungan dengan orang tersebut.

Tetapi pada waktu itu, Dewi masih di

bawah umur dan Tabib Hansen melarangnya secara paksa, tidak

boleh terlalu banyak berhubunganet

menyuruhnya untu Pet

dengan dunia luar, bahkan menyuruhnya untuk merahasiakan identitas diri sendiri, hingga nama aslinya pun tidak boleh

MS

diberitahukan kepada orang lain.

Oleh karena itu, Lorenzo tidak pernah tahu identitas Dewi.... Tetapi, Tabib Hansen justru ingat dengan perawakannya.

Hanya saja setelah tujuh tahun berlalu, Lorenzo sedikit berubah dibandingkan dengan tujuh tahun lalu, walaupun Tabib Hansen dapat mengenalinya, tetapi dia juga sedikit tidak memercayainya, jadi dia bertanya.

Tetapi Lorenzo malah sangat yakin, dia pasti adalah kerabat Dewi itu!

"Pantas saja, dia begitu yakin Anda dapat menyembuhkannya, ternyata...."

"Bagus, bagus, sangat bagus!"

Tabib Hansen memotong omongan Lorenzo, menghela napas dengan penuh semangat, lalu menundukkan kepalanya dan pergi.

Seperti dia tidak ingin banyak bicara, dan tidak ingin banyak bertanya, ia merasa seperti ini lebih baik....

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report