Menantu Dewa Obat
Chapter 103

Bab 103

Raut wajah Brad tampak pucat: "Apa.. apa ini?"

"Mengapa bisa ada peti mati sekecil itu?""

"Apa jangan-jangan ada bayi didalamnya?"

Reva: "Jangan takut, hanya ada mayat kucing saja didalamnya."

"Mayat kucing?"

Reva berkata dengan perlahan, "Peti mati menekan bahan makanan, kucing berada diatas gudang dan berbaring seperti seuntai urat nadi."

"Ini artinya ingin memusnahkan satu keluarga Mont!"

"Direktur Mont, aku rasa istrimu tidak mengatakan yang sebenarnya."

"Dendam diantara dia dan ulama ini mungkin tidak sesederhana yang kita pikirkan."

Kemudian Brad membuka peti mati kecil itu dan melihat isinya memang kucing mati.

Wajahnya dengan cepat langsung berubah dan dia segera menelepon istrinya.

Tak lama kemudian Brad dengan putus aja berjalan mendekati Reva dan berkata: "Orang suruhan istriku mematahkan kaki putra ulama itu dan kaki anak itu sudah cacat sehingga tak dapat disambung lagi selamanya.."

Reva menghela nafas: "Tidak heran orang itu ingin membuat kalian sekeluarga mati semua!"

"Direktur Mont, kalau boleh aku memberi saran."

"Kedepannya kau harus awasi istrimu dengan baik."

"Kalau tidak aku khawatir akan semakin banyak masalah nantinya."

Brad mengangguk perlahan dan berkata: "Tuan Lee, terima kasih atas saranmu."

"Kedepannya aku pasti akan mengawasinya dengan ketat. Aku tak akan membiarkan dia membuat masalah lagi!"

Reva menatap Brad dengan dalam. Kebanyakan pria yang jika berada di dalam situasi Brad seperti sekarang sudah pasti akan meninggalkan istrinya tetapi tidak dengan Brad.

Apalagi nyonya Mont ini tampak sombong dan arogan di luaran sehingga menciptakan begitu banyak masalah untuk Brad.

Tetapi Brad juga belum berniat untuk menceraikannya.

Ini saja sudah cukup untuk membuat orang kagum!

Berapa banyak orang yang bisa tetap setia meskipun mereka sudah punya segalanya?

Brad berkata dengan tulus, "Tuan Lee, kau telah menyelamatkan keluargaku."

"Tiga ratus juta dolar saja itu tidak cukup."

"Lebih baik aku memberimu satu miliar dolar saja sekaligus sebagai permohonan maafku atas perlakuan istriku kepadamu!" Reva menggelengkan kepalanya: "Tidak perlu, aku sudah katakan tiga ratus juta dolar berarti hanya tiga ratus juta dolar saja.”

"Tetapi uang ini jangan langsung kau berikan kepadaku."

Brad tampak terkejut: "Lalu bagaimana aku memberikannya kepadamu?"

Reva menceritakan masalah kasus Nara itu kemudian berkata: "Kau bantu aku untuk mentransfer uang ini ke rekening perusahaan Shu, jadi dengan anggapan 300 juta dolar yang sebelumnya di tipu itu telah kembali seutuhnya."

Setelah mendengar cerita Reva, Brad tak tahan untuk menghela nafas dan berkata: "Tuan Lee, kau sangat baik terhadap nona Shu!"

"Jangan khawatir, aku pasti akan membantumu untuk hal ini."

Sekitar pukul sepuluh pagi tiba-tiba Reva menerima telepon dari Kenji Shim.

Anak buahnya telah berhasil menangkap bos Kosasih dan mengirimnya ke kantor polisi.

Tetapi tiga ratus juta dolar yang telah tersebar ke seluruh penjuru dunia itu tak mungkin dapat di kejar balik.

Reva memberitahukan Nara mengenai hal itu di awal agar dia siap dengan kemungkinan yang ada.

Kemudian dia memberitahu Brad untuk mentransfer 300 juta dolar itu ke perusahaan Shu Group

Di siang hari itu juga uang sudah kembali ke rekening perusahaan.

Nara menunggu dengan gelisah di perusahaan dan akhirnya dia menghela nafas lega saat melihat 300 juta dolar itu sudah kembali ke rekening perusahaan.

Ketika Hana mendengar berita itu dia langsung pergi mencari Axel dan Alina secepat mungkin.

"Tiga ratus juta dolar itu sudah kembali?" tanya Axel dengan gembira: "Bagus sekali! Bagus sekali!"

Alina juga mengangguk-angguk: "Reva ini benar-benar hebat!"

"Dia mengatakan uang akan kembali dalam tiga hari tetapi baru satu hari saja sudah kembali semuanya."

212

Hana langsung menyela: "Ma, kau ini bagaimana sih?"

"Apa hubungannya masalah ini dengan Reva?"

"Bos Kosasih itu ditangkap oleh polisi."

"Dan uang itu sudah pasti juga disita oleh polisi."

"Reva itu hanya menyombongkan diri saja dari awal hingga akhir. Memangnya apa yang telah dia lakukan?"

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report