Menantu Dewa Obat -
Chapter 104
Bab 104
Alina tertegun: "Jadi bukan Reva yang mendapatkannya kembali? Aku malah mengira dia yang melakukannya!"
Hana: "Sudah pasti tak ada hubungannya sama sekali dengan dia!"
Ekspresi Alina menjadi dingin: "Kalau begitu berarti Reva sama sekali tidak melakukan apa-apa."
"Aku malah mengira akhirnya dia dapat serius menangani masalah ini tetapi tak kusangka dia masih saja suka omong kosong.”
Axel mengibaskan tangannya: "Sudahlah, apakah kau masih memiliki harapan terhadap bajingan tak berguna ini?”
"Memangnya apa lagi yang bisa dia lakukan selain mengejek dan menyindir kita dengan gosip - gosip?"
"Meminta dia untuk bertanggung jawab atas masalah ini saja dia selalu menghindar, orang macam apa itu?"
"Coba ingat-ingat apa yang dia katakan kepada kita saat itu? Begitukah seharusnya bersikap terhadap orang tua?"
"Orang seperti ini tak layak diandalkan selamanya!"
Hiro membungkuk dan berbisik: "Pa, Ma, apakah kalian masih ingat apa yang dikatakan Reva?"
Alina: "Apa?"
Hiro: "Dia mengatakan setelah 300 juta dolar itu kembali, nanti di akhir tahun dia akan mengambil 100 juta dolar untuk dibagikan kepada para pemegang saham."
"Yang artinya pada akhir tahun nanti kita harus mengeluarkan tambahan 100 juta dolar untuk dibagikan kepada orang-orang itu!"
Raut wajah Axel dan Alina langsung berubah.
"Aku juga sudah melupakannya jika kau tidak mengingatkanku!" Axel berkata dengan marah, "Dia terlalu semena – mena, sejak kapan urusan pembagian keuntungan perusahaan ditangani oleh dia?"
Alina berkata dengan suara kencang, "Betul sekali! Sekali berbicara langsung mengatakan 100 juta dolar. Dikira uang itu jatuh dari langit begitu saja?"
"Tidak, tidak.. sama sekali tidak boleh! 100 juta dolar ini tidak boleh dibagikan kepada hewan yang tidak tahu berterima kasih itu."
"Ayo pergi, kita cari Nara dan jelaskan kepadanya masalah ini.”
"Uangnya sudah kembali berarti masalah ini juga sudah selesai."
"Tidak mungkin membagikain 100 juta dolar kepada para pemegang saham itu. Jangan harap!"
Axel dan Alina berteriak dengan kesal dan langsung pergi ke perusahaan.
Reva baru saja tiba di perusahaan dan sedang minum the di ruang kantor Nara.
Tiba-tiba saja Axel dan Alina mendorong pintu kantor itu dan masuk. Saat mereka melihat Reva disitu mereka langsung marah.
Alina memaki sambil menunjuk Reva: "Reva, kau masih berani menunjukkan wajahmu disini! Kcluar kau dari sini!"
Nara bertanya dengan cemas: "Ma, ada apa? Mengapa datang - datang langsung memaki Reva?"
Alina mendelik dan lanjut membentak, "Ada apa? Malah aku yang ingin bertanya ada apa?"
II
"Dia mengatakan uangnya akan dikembalikan dalam kurun waktu tiga hari. Sekarang uangnya sudah kembali, lalu apa yang telah dia lakukan?" "Memalukan sekali! Setiap hari tidak melakukan apa-apa dan bisanya hanya omong kosong
saja!"
"Mengapa kau mengijinkan orang seperti ini masuk ke perusahaan kita?"
Nara mengerti apa yang sedang terjadi lalu dengan tergesa-gesa berkata, "Siapa bilang Reva tidak melakukan apa-apa?"
"Jika bukan karena petunjuk dari Reva kalian kira polisi bisa menemukan bos Kosasih itu dengan gampang? Mungkin saja dia sudah berada di negeri antah berantah sekarang!" "Aah?" Axel dan Alina tampak tertegun sejenak: "Jadi.. jadi dia yang memberikan petunjuknya?"
"Menurutmu?" Nara menjawab dengan marah, "Uang perusahaan bisa kembali semuanya dan dengan cepat juga berkat usaha Reva."
"Kalian tidak berterima kasih padanya malah datang datang langsung memaki dia. Begitukah cara kalian berterima kasih kepada orang yang telah membantumu?"
Axel dan Alina tampak sedikit canggung dan malu. Tetapi tiba-tiba Hiro berkata, "Kakak ipar, kau juga terlalu.."
"Jika kau memiliki petunjuk tentang bos Kosasih itu mengapa kau tidak mengatakannya lebih awal dan langsung menangkapnya saja?"
"Mengapa kau malah memperbesar masalah ini dan berjanji untuk membagikan 100 juta dolar kepada para pemegang saham itu?"
"Kakak ipar, sejak kapan kau menjadi begitu berani untuk mengambil keputusan atas perusahaan ini?"
"Kau memutuskan untuk membagikan uang yang begitu banyak kepada mereka lalu kami harus menurutinya? Memangnya kau pikir kau adalah direktur perusahaan ini?" "Papa dan mama masih berada disini. Apakah dimatamu mereka sudah tak dianggap lagi?"
Axel dan Alina yang tersulut dengan ucapan Hiro langsung emosi:"Ya benar, memangnya kau berhak menangani dana perusahaan?"
Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report