Menantu Dewa Obat -
Bab 599
Menantu Dewa Obat
Bab 599
Tommy langsung tercengang.
Reva benar-benar ingin dia memutuskan hubungannya dengan perusahaan farmasi Shu
Dengan begitu, selanjutnya Tommy tidak akan punya hak lagi untuk berbicara apapun di dalam perusahaan farmasi Shu. Sebenarnya dengan memegang saham ini, Tommy ingin membuat Nara merasa jijik di saat-saat kritis seperti ini.
Reva juga sudah mengetahui rencananya ini jadi dia memintanya untuk menyerahkan semua sahamnya.
Tommy merasa sangat tidak rela tetapi pada akhirnya dia juga tidak punya pilihan lain selain menjual sahamnya dengan enggan. Reva meminjam uangnya dengan si tua Geni lalu mengambil semua saham itu kemudian menuliskannya menjadi atas nama Nara.
Dengan begitu, Tommy sama sekali tidak ada hubungannya lagi dengan perusahaan farmasi Shu.
Setelah menjual sahamnya, akhirnya Tommy sekeluarga meninggalkan perusahaan farmasi Shu dengan putus asa.
Si tua Geni dan yang lainnya merasa sangat gembira sekali. Mereka mengerumuni Reva untuk memberikan ucapan selamat kepadanya.
Tanpa adanya keterlibatan keluarga Tommy maka perkembangan perusahaan farmasi Shu ini pasti akan semakin lancar.
59%
Reva tersenyum ringan. Kemudian sambil mengobrol, dia mengajak semua orang ke ruang rapat dan mulai mendiskusikan masalah perusahaan konstruksinya. Tadinya Reva berencana untuk melakukan sesuatu dengan area villa itu sendirian.
Tetapi karena hari ini, para pemegang saham seperti si tua Geni dan yang lainnya telah dengan sepenuh hati mendukungnya, ini membuat Reva merasa sangat bersyukur sekali. Oleh karena itu dia juga akan mengajak si tua Geni dan yang lainnya bersama-sama dengan dia untuk bisa menghasilkan banyak uang.
Di sisi lain, di ruangan dalam, Axel dan Hiro benar-benar lemas dan lunglai di lantai.
Perkembangan masalah ini benar-benar di luar dugaan dan bayangan mereka.
Reva dapat menyelesaikan masalah ini dengan mudah, sekaligus bisa membantu Nara untuk mendapatkan kembali kendali penuh perusahaan farmasi Shu.
Dan yang paling penting adalah perusahaan konstruksi ini sekarang sudah menjadi milik Reva sepenuhnya dan mereka juga tidak punya cara untuk terlibat lagi di dalamnya. Sekarang Axel merasa seperti ingin mati saja.
Setelah berusaha dengan begitu lama tetapi pada akhirnya dia tetap tidak bisa melukai Reva sama sekali. Sebaliknya, dia malah mengembalikan perusahaan konstruksi itu kepadanya secara penuh. Sebenarnya apa yang telah dia lakukan?
"Sebenarnya... Sebenarnya apa yang terjadi sekarang?"
Hiro sudah merasa ingin pingsan saja.
Tadinya dia mengira bahwa dengan menggunakan kesempatan pada masalah kali ini, dia dapat membuat Reva dijebloskan ke penjara.
Setelah itu dia akan terus tinggal di rumah Axel sambil memikirkan rencana berikutnya. Dengan perlahan tapi pasti dia akan menelan seluruh aset keluarga Shu sedikit demi sedikit.
Nanti setelah mendapatkan semua harta keluarga Shu, dia baru akan menaklukkan Nara dan menjadi orang hebat di kota Carson ini hanya dalam satu kali gebrakan.
Tetapi tak disangka, rencana yang sudah diaturnya dengan baik itu malah menjadi seperti ini.
Dengan mudah Reva menyelesaikan dan mengatasi masalah ini sehingga membuat semua rencananya menjadi sia-sia.
Axel menatap Hiro dengan marah, "Kau masih berani bertanya apa yang terjadi?"
"Ini semua gara-
gara kau!"
"Kau yang melakukan investasi ini tetapi kau bahkan sama sekali tidak melihat situasi investasi ini dengan jelas."
"Uangnya sudah dikembalikan ke kantongmu sendiri tetapi kau masih belum sadar."
"Sebaliknya, kau malah berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan seluruh perusahaan konstruksi ini kepada Reva."
"Hiro, Hiro, kau benar-benar orang terbodoh di dunia yang pernah aku temui!”
Hiro merasa sangat malu. "Pa, waktu... waktu itu aku hanya mengawasi pembangunan di area villa itu saja, dan sama sekali tidak mempedulikan perusahaan ini." "Bagaimana kalau kita mengambil kembali perusahaan konstruksi ini?"
"Kali ini, aku pasti akan berusaha dengan maksimal. Aku pasti akan membantumu menghasilkan banyak uang!"
Dengan marah Axel berkata, "Diam kau!"
"Apa kau masih berani menunjukkan wajahmu untuk meminta kembali perusahaan konstruksi ini?"
"Apa kau lupa bahna kila sudah menandatangani surat perjanjiannya!"
Hiro tampak malu lalu dengan suara rendah berkata, "Pa, surat jaminan itu kan tidak ada efek hukumnya."
"Lagipula, kau adalah kepala keluarganya. Kalau kau ingin mengambil kembali perusahaan konstruksi ini, masa dia berani menolak keinginanmu?" Dengan marah Axel berkata, "Kentut!"
"Aku adalah kepala keluarganya. Jadi aku aku mencoreng muka-ku sendiri begitu?"
"Apa aku harus menjilat kembali ucapanku sendiri?"
Hiro: "Pa, ini bukan masalah rasa malunya."
"Tetapi yang paling penting adalah perusahaan yang menguntungkan seperti itu tidak bisa membiarkan Reva merasa keenakan dan menikmatinya." Axel mengernyit sedikit. Ucapan Hiro ini cukup menusuk hatinya.
Hanya saja saat semua masalahnya sudah berkembang hingga ke tiuk ini, apa pantas dia pergi mencari Reva untuk meminta kembali perusahaan konstruksinya?
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report