Bab 617

Ucapan Devi tadi membuat Reva tidak bisa bercaksi untuk beberapa saat.

Tetapi pada akhimya dia tidak menganggap serius ucapannya.

Tidak peduli bagaimanapun sikap Devi terhadapnya, sebenarnya di dalam hati Reva sama sekali tidak memiliki kesan yang baik terhadap Devi.

Begitu sampai dirumah, dia mendapati Axel dan keuga orang lainnya duduk bersama sambil berbisik - bisik. Tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.

Reva mengabaikan mereka. Dia hanya menyapa kemudian langsung masuk ke dapur untuk menyibukkan dirinya.

Baru saja dia berjalan masuk ke dapur tiba-tiba Alina juga ikut berjalan ke dapur.

"Reva, apa yang terjadi dengan masalah perusahaan konstruksi itu?"

Alina pura-pura cuek dan bertanya kepadanya tetapi sebenarnya matanya sedang menatap Reva.

Reva terkekeh, orang-orang ini masih belum juga mau menyerah dengan perusahaan konstruksinya!

Reva menjawab dengan santai, "Tidak masalah."

Alina terkejut, "Tidak masalah?"

"Bukan... bukannya keluarga Yu juga terlibat di dalamnya?"

"3 milyar yang kau kembalikan kepada kami sebelumnya itu sebagian uangnya adalah milik keluarga Yu."

"Memangnya keluarga Yu tidak datang untuk meminta uangnya?"

Reva: "Oh, keluarga Yu memang datang untuk meminta uang."

"Tetapi tidak ada uang di rekening perusahaan.”

"Jadi aku membicarakan hal ini dengan keluarga Yu dan memutuskan uang itu sebagai investasi dari keluarga Yu. Kita akan bekerja sama untuk mengembangkan proyek area villa yang sebelumnya itu." Mata Alina melebar, "Ap... apaa?"

"Keluarga Yu sudah setuju untuk bekerja sama denganmu?'

"Bukannya proyek itu sudah dibatalkan?"

Reva tersenyum dan berkata, "Proyek besar seperti itu sekarang dijual dengan harga murah, tentu saja keluarga Yu setuju uniuk bekerja sama.”

"Meski sudah dihentikan tetapi keluarga Yu akan mencari cara untuk memulai proyeknya lagi."

"Harusnya dalam beberapa hari ini, proyek itu akan segera dapat dirnulai lagi!"

Mata Alina melebar hingga seolah-olah mau terloncat keluar. Dia buru-buruu keluar dari dapur.

Di luar sana, Axel dan yang lainnya sedang menunggu dengan cemas.

Begitu melihat Alina keluar, Axel langsung bertanya kepadanya, "Bagaimana?”

"Keluarga Yu sudah pergi meminta uang kepadanya lalu bagaimana cara dia menanganinya?”

"Apa... apa jangan - jangan dia mencari Nara untuk meminjam uang demi untuk melunasi hutangnya?"

Alina menghela nafas lalu dengan geram menceritakan kembali duduk masalahnya.

Beberapa orang tercengang setelah mendengar ceritanya ini.

Tadinya mereka semua mengira bahwa begitu keluarga Yu datang untuk menagih uangnya, Reva pasti tidak akan bisa menanganinya.

Pada saat itu, mungkin saja Reva akan dijebloskan ke penjara gara-gara masalah ini.

Tetapi siapa sangka keluarga Yu malah benar-benar setuju dan mau bekerja sama dengan Reva. Ada apa disini?

Hiro berpikir sejenak lalu dengan serius berkata, "Kalau keluarga Yu sudah bertindak, bisa jadi proyek ini benar-benar dapat berjalan lagi!" "Dan jika proyek ini dimulai kembali maka itu akan menghasilkan banyak uang!"

"Reva, si bajingan ini benar-benar cukup beruntung."

"Bagaimana caranya dia bisa meyakinkan keluarga Yu untuk bekerjasama dengannya?"

Axel bertanya dengan buru-buru, "Menurutmu, kalau proyek ini dimulai kembali kira-kira berapa banyak uang yang bisa didapatkan?"

Hiro berpikir sejenak lalu berbisik, "Setidaknya tiga kali lipat!"

Mata Axel melebar, "Begitu banyak uangnya?"

"Aduhh, kenapa.... kenapa kau waktu itu malah menghentikanku?"

"Waktu itu aku bisa meminta sahamnya dari dia dan langsung pergi menghadap keluarga Yu untuk membahas kerjasama dengannya saja. Dengan begitu, seharusnya kita yang akan mendapatkan keuntungan ini, kan?'

men

"Kau ini, mengapa malah menghentikan aku!"

Hiro tampak malu, "Aku juga tidak tahu."

"Waktu itu keluarga Yu sangat beringas. Jadi aku khawatir kalau kita tidak akan bisa menghadapi mereka."

"Tetapi siapa sangka si Reva malah bisa menegosiasikan kerjasama dengan keluarga Yu."

Axel mengeluh, "Aduhh, semua ini salahmu."

"Uang yang begitu banyak sudah dibuat kacau olehmu."

Dengan kesal Hana berkata, "Pa, kenapa kau malah berbicara seperti itu?"

"Hiro melakukan semua ini juga demi untuk kebaikanmu sendiri!"

"Selain itu, saham ini kan masih di tangan Reva. Kau bisa pergi meminta kepadanya sekarang, bukannya ini sama saja!" Axel memelotounya, "Bicaramu gampang sekali."

"Sebelumnya kita sudah bertindak hingga ke titik seperti itu. Apa kau masih berani meminta saham perusahaan dari dia?" "Selain itu, sebentar lagi proyek ini sudah akan menghasilkan uang. Apa menurutmu dia mau memberikannya?'

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report