Menantu Dewa Obat -
Bab 618
Bab 618
Hana cemberut, "Pa, memangnya kenapa? Kita hanya mengambil kembali hak milik kita, apa salahnya?"
"Si Reva ini sama sekali tidak berniat baik."
"Jangan lupa, pada awalnya 3 milyar itu juga dipinjam dari perusahaan keluarga Shu kita."
"Dengan kata lain, semuanya ini berasal dari keluarga Shu kita."
"Apalagi dia juga merupakan menantu pria dalam keluarga kita."
"Dia tidak punya alasan untuk tidak memberikan saham perusahaan ini kepadamu."
Hiro juga mengangguk, “Pa, ini bukan masalah perusahaan tetapi ini adalah masalah aset keluarga!"
"Lihat saja apa yang telah dia lakukan sekarang. Kedua temannya itu sekarang telah mengendalikan perusahaan bahan obat sepenuhnya."
“Bahkan kita yang ingin menggunakan uang sedikit saja pun tidak bisa mendapatkannya.”
"Sementara di perusahaan farmasi Shu, para dewan direksi saja juga ikut mendukungnya."
"Kalau perusahaan konstruksi ini juga dikelola olehnya, bukankah itu berarti semua aset dan harta keluarga Shu sudah masuk ke kantongnya?"
"Pa, kau tidak bisa membiarkannya terus seperti ini!"
Axel tampak sedikit ragu, “Apa... apa ini pantas?”
"Sebenarnya, apa yang Reva lakukan juga cukup baik..."
Hiro berbisik, "Pa, ini bukan masalah pantas atau tidak pantas."
"Yang paling penting, kepala keluarga rumah ini adalah kau. Seharusnya kau yang mengendalikan keluarga ini!"
"Bagaimanapun juga dia adalah orang luar. Kalau hati dia benar-benar bercabang, bukankah harta keluarga kita juga akan habis dan jatuh ke tangan orang luar?"
Axel yang terus dibujuk akhirnya mengangguk. "Pergi dan panggil Reva kesini!"
Hana sangat gembira sekali. Dia langsung berlari ke dapur dan memanggil Reva dengan arogan.
Reva berjalan masuk ke ruang tamu, "Pa, ada apa mencariku?"
Axel mengangguk dan berkata dengan serius, "Reva, setelah aku pikir – pikir, aku rasa lebih baik kau tidak perlu terlalu sibuk."
"Pekerjaanmu di RS juga sangat penting dan kau tidak boleh mengabaikannya begitu saja."
33%
"Jadi lebih baik urusan perusahaan konstruksi itu kau serahkan saja kepadaku.“.
"Nanti kau kembalikan saham perusahaan konstruksinya kepadaku!"
Reva tertegun, "Pa, bukannya waktu itu kau bilang sudah tidak menginginkan saham ini lagi?"
"Kenapa sekarang kau malah mau mengambilnya lagi?"
Axel mengerutkan keningnya, "Sekarang aku berubah pikiran, boleh ngga?"
"Sekarang apa maksudmu?"
"Apa kau sedang menanyaiku?"
Dengan cepat Reva berkata, "Pa, maksud aku bukan begitu."
"Meski aku mau mengembalikan saham itu kepadamu sekarang tetapi aku khawatir keluarga Yu juga tidak akan bersedia!"
Dengan marah Axel berkata, "Apa hubungannya hal ini dengan keluarga Yu?"
"Saham ini kan milik keluarga Shu kita. Jadi kita dapat mengaturnya sesuai dengan keinginan kita dong. Sejak kapan keluarga Yu punya hak untuk mengaturnya?" Reva: "Pa, memang tidak salah apa yang kau katakan itu."
"Tetapi keluarga Yu juga sudah menginvestasikan banyak uang dalam proyek villa ini.”
"Keluarga Yu sangat mementingkan investasi ini jadi menurut mereka sama sekali tidak boleh ada kesalahan yang terjadi."
"Kalau pada saat ini aku menyerahkan saham perusahaannya kepadanya, keluarga Yu pasti akan mengira bahwa aku sengaja mengambil kesempatan untuk melarikan diri." "Aku khawatir nantinya malah akan jadi repot!"
Axel tertegun sejenak lalu dengan marah dia berkata, "Sembarangan bicara saja kau!"
"Saham itu kan kau berikan kepada aku bukan orang lain."
"Aku adalah kepala keluarga di rumah ini. Perusahaan farmasi Shu dan perusahaan bahan obat pun semuanya adalah milik keluarga kami."
"Apa aku masih kurang berbobot dengan perusahaan bahan obat yang masih menjadi tanggung jawabku?"
"Bagaimana mungkin keluarga Yu bisa berpikir seperti itu?"
Hana juga ikut mencibir, "Kakak ipar, kau terlalu menganggap hebat dirimu sendiri."
"Apa kau benar-benar mengira keluarga Yu peduli kepadamu?"
"Yang keluarga Yu butuhkan itu adalah orang yang berbobot untuk duduk di perusahaan konstruksi!"
"Dan dalam segala hal, papa jauh lebih pantas daripada kau!"
Hiro menggerutu, "Kakak ipar, kau juga benar-benar deh, bisa-bisanya kau ingin menelan perusahaan konstruksi itu begitu saja dengan alasan yang begitu lemah?" "Kau sudah terlalu meremehkan IQ kami yah?"
Dengan tak berdaya Reva mengangkat bahunya dan berkata, “Pa, karena kau sudah berkata seperti itu, maka besok kita selesaikan saja prosedur formalitasnya." Axel mengangguk puas, "Bagus sekali."
"Reva, kau tenang saja. Karena kau telah berhasil menegosiasikan proyek ini."
"Nanti saat perusahaan sudah mendapatkan keuntungan, aku pasti tidak akan lupa padamu."
"Nanti kalau proyek ini sudah selesai, kau dapat menggunakan mobil BMW aku itu!"
Reva terdiam. Tadinya BMW ini memang diberikan oleh Austin untuknya.
Lalu Tiger memberikan Mercedes-Benz kepadanya tetapi diambil oleh Axel.
Dan BMW itu menjadi mobilnya Alina.
Sekarang, Axel bersikap seolah-olah dia memperlakukannya dengan sangat murah hati, padahal pada dasarnya dia hanya memberikan mobil bekasnya kepada Reva saja.
Menantu Dewa Obat
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report