Menantu Dewa Obat -
Bab 769
Bab 769
Tiga gelas anggur itu masuk ke perut Reva tanpa ada perubahan reaksi apapun di dirinya.
Pria yang memimpin itu tampak sedikit terguncang. Bagaimanapun juga kadar asupan alkoholnya tidak rendah.
Vivi juga sedikit terkejut.
Dia mengira bahwa kadar asupan Reva paling - paling hanya setengah kati, sementara sekarang? Apa yang terjadi?
Namun mengingat Reva sudah menghabiskan tiga gelas piala, seharusnya dia juga tidak akan bisa bertahan lama, kan?
Dia mengedipkan mata kepada dua pria lainnya.
Kedua pria lainnya juga segera menghampiri dan siap untuk minum dengan Reva.
Akibatnya kedua pria itu masing-masing minum tiga gelas piala dengan Reva.
Dan Reva tetap saja masih baik-baik saja. Ketiga pria itu semuanya terguncang.
Vivi tercengang. Kadar asupan macam apa yang dimiliki oleh Reva?
Pada saat ini, Reva mengambil gelas pialanya lagi: "Kalian bertiga barusan sudah bersulang denganku semua, sekarang giliran aku yang bersulang untuk kalian!"
"Ayo, mari kita minum lagi, tiga gelas piala untuk masing-masing orang!"
Ketiga pria itu sudah berdiri dengan goyah dan ekspresi mereka langsung berubah.
Kalau tiga gelas lagi, mereka semua pasti tepar.
Dengan cepat Vivi berkata: "Aduhh, kakak ipar, untuk apa kau minum begitu banyak?"
"Ini kan hanya untuk bersenang-senang saja."
"Ayo, ayo, mari kita makan, mari kita makan."
Reva langsung berkata: "Mereka bertiga, masing-masing baru minum tiga gelas."
"Aku sudah minum sembilan gelas sendirian."
"Sebenarnya mereka yang ingin bersenang-senang atau aku yang bersenang-senang?"
"Karena mereka adalah tamu kita di sini maka tentu saja kita harus memperlakukan mereka dengan baik."
"Kalau tidak, nantinya kalau sampai orang-orang tahu bukankah orang lain akan mengira bahwa keluarga Shu kami tidak memperlakukan tamu-tamu kami dengan baik?"
Nara tersenyum dan mengangguk: "Suamiku, benar ucapanmu."
"Karena mereka adalah teman-teman yang dibawa oleh Vivi tentu saja harus diperlakukan dengan baik. Bagaimanapun juga ini menyangkut martabat Vivi juga."
"Ayo, mari lanjutkan minumnya."
"Barusan tadi siapa yang bilang kalau siapapun yang tidak minum berarti tidak punya nyali?!"
"Kalian bertiga, apa ingin dikatakan bahwa kalian tidak punya nyali?"
Ketiga pria ini tampak kesal dan semuanya dengan geram berkata, "Sialan, siapa takut!"
"Ayo, kita minum sampai mati!"
Reva mendengus dingin, dia langsung menghabiskan tiga gelas anggur lagi denga semua orang.
Kali ini Reva minum dua belas gelas sementara ketiga pria itu masing-masing sudah minum enam gelas.
Salah satu pria itu berlari keluar sambil muntah.
Sedangkan yang dua lainnya jatuh dan tak sadarkan diri di lantai.
Enam gelas itu jumlahnya sekitar dua atau tiga kati.
Melihat ini, Vivi langsung kesal: "Reva, kau... kau sangat keterlaluan sekali!"
"Teman-temanku baru datang kesini untuk pertama kalinya. Bagaimana kau bisa membuat mereka mabuk hingga seperti ini?"
"Kau lihat mereka sudah minum hingga seperti apa sekarang!"
Dengan dingin Reva berkata, "Barusan mereka bertiga yang ingin bersulang denganku. Mereka bertiga bersulang dengan tiga gelas piala setiap orangnya denganku. Bagaimana bisa dikatakan aku yang keterlaluan?"
"Kalian bertiga pun sama sekali tidak bisa mengalahkanku minum secara bersama sama, itu. hanya bisa mengartikan bahwa teman-temanmu terlalu tak berguna. Apa masih bisa menyalahkan aku yang kadar asupan alkoholnya terlalu baik?"
Untuk beberapa waktu, Vivi membeku dan tak bisa berkata-kata.
Akhirnya, para pria itu muntah diluar bahkan ada yang mulai muntah darah.
Akhirnya mereka tidak punya pilihan lain selain memanggil ambulans dan menyeret ketiga pria itu pergi.
Vivi mengikuti mereka ke rumah sakit dengan marah dan sebelum pergi dia berkata kepada Reva, "Reva, kau tunggu dan lihat saja nanti!"
Reva sama sekali tidak peduli.
Malam ini, dia sudah bersikap sopan.
Kalau tidak, ketiga orang ini mungkin tidak hanya berakhir di rumah sakit selama beberapa ha saja melainkan untuk waktu yang cukup lama.
Reva tidak peduli jika mereka ingin datang kesini untuk makan makan.
Tetapi jika mereka ingin menghina istrinya berarti mereka harus membayarnya dengan darah
Setelah selesai makan, Jay dan Crystal pergi lebih dulu.
Nara ingin menghentikan dia dari mengendarai sepeda motor tetapi Jay sama sekali tidak ma mendengarkannya. Dia langsung meraungkan motornya dan pergi.
Nara tampak tak berdaya, dia berkata kepada Alina, "Ma, aku harus memberitahu tante ketiga tentang hal ini."
"Jay tidak punya SIM. Kalau dia membawa motor seperti ini artinya melanggar hukum."
"Kalau sampai terjadi sesuatu nanti masalahnya akan menjadi repot!"
Alina tampak bingung: "Apa perlu seperti itu?"
"Dia kan hanya mengendarai sepeda motor saja!"
"Namanya juga anak-anak muda, wajar kalau mereka masih suka bermain."
"Kau terlalu berlebihan!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report