Menantu Dewa Obat -
Bab 991
Bab 991
Reva menganggukkan kepalanya dengan perlahan, "Sepertinya memang benar-benar ada orang yang ingin mencari masalah dengan kita!"
"Menurutmu kira-kira siapa yang bisa melakukan hal ini?"
Tiger memikirkannya sejenak lalu berkata, “Aku rasa kemungkinan yang paling besar adalah kesepuluh keluarga terpandang itu.”
"Tidak banyak orang yang bisa mengendalikan pasar di kota Carson ini."
"Tuan Austin dan Brad tidak mungkin melakukan hal seperti ini. Jadi hanya sepuluh keluarga terpandang itu paling memungkinkan!"
Reva terkekeh, "Apa menurutmu sepuluh keluarga terpandang itu berani melakukan hal ini hanya dengan mengandalkan kekuatan mereka saja?"
Tiger tertegun sejenak, "Kak Reva, maksudmu ada orang yang berada di balik kesepuluh keluarga terpandang ini?"
"Tetapi, kalau dilihat dari seluruh kota Carson ini, satu-satunya orang yang bisa memberikan kekuatan kepada kesepuluh keluarga terpandang itu hanya tuan Austin dan Brad Mont..."
Reva menggelengkan kepalanya, "Jangan hanya terfokus pada kota Carson. Kau bisa melihat lebih jauh sedikit."
Tiger menarik nafas dalam - dalam, "Melihat lebih jauh sedikit. Maksudmu ibu kota provinsi?"
Reva tidak menjawabnya. Dia langsung berkata, "Coba kau selidiki dulu, siapa yang memiliki bahan-bahan ini di kota Carson!"
"Untuk hal lainnya, pelan-pelan saja!"
Tiger langsung mengangguk, "Oke, kak Reva, aku akan langsung bergerak sekarang."
Setelah menutup teleponnya, Reva berpikir dengan keras.
Kota Carson adalah wilayah kekuasaan Austin yang selalu tenang dan tentram. Jadi biasanya hal seperti ini tidak mungkin terjadi.
Sepertinya kebangkitan dirinya telah menarik perhatian sebagian orang.
Mungkin itu adalah musuhnya Austin atau bisa jadi juga musuhnya sendiri!
Namun, tidak peduli siapapun musuhnya itu, karena pihak lain sudah berani menyerang itu berarti mereka sudah siap.
Austin sudah mau pergi jadi dalam waktu satu tahun ini Reva harus bisa memperkuat kekuatannya untuk melindungi dirinya sendiri. Kalau tidak, nantinya setelah Austin pergi, dia akan menjadi seperti ikan di talenan yang siap
dibacok!
Masalah kali ini, pihak lain hanya mencoba untuk memahami situasinya saja.
Mereka hanya menguji kemampuannya dan juga hendak menguji reaksi Austin.
Dia harus bisa menangani masalah ini dengan baik. Reva tidak bisa membuat Austin terlibat dalam menangani masalah sepele seperti ini!
Kalau tidak, dia tidak punya hak untuk menerima kekuasaan yang ditinggalkan oleh Austin!
Setelah merenung sebentar di dalam kantornya lalu Reva mengeluarkan ponselnya lagi dan menghubungi Desmond Permana untuk mengajaknya keluar minum teh.
Kalau memang kesepuluh keluarga terpandang itu yang hendak mencari masalah dengan Reva maka Tiger pasti tidak akan mendapatkan informasi apapun sebab mereka pasti akan mewaspadai Tiger.
Dari seluruh keluarga terpandang itu, hanya keluarga Yu yang sangat dekat dengan Reva sekarang jadi orang-orang itu pasti akan waspada terhadap keluarga Yu juga.
Oleh karena itu kalau ingin mengetahui situasinya maka yang paling benar adalah memulai penyelidikannya dari keluarga Yu.
Di wilayah rumah sakit.
Vanni yang telah mengambil uangnya kemudian turun dengan gembira dan melihat ke sekelilingnya. Dia mendapati bahwa teman-teman yang tadi datang bersamanya sudah pergi
semua.
Lalu dia menghampiri petugas keamanan dan bertanya, "Ehh, aku mau tanya kepadamu, orang-orang yang tadi ada disini pada kemana semua?"
Satpam memberinya tatapan yang tidak senang lalu menjawabnya dengan acuh tak acuh, "Aku tidak tahu!"
Vanni langsung kesal, "Tadi ada begitu banyak orang disini, masa kau tidak tahu mereka pergi kemana?" "Apa matamu tidak dipakai?"
Sang satpam merasa sedikit kesal. "Tugas aku hanya menjaga dan berpatroli di rumah sakit.
Bukannya membantu kau untuk mengawasi orang lain."
"Kalau tidak dapat menemukan orangnya, kau bisa melaporkannya ke polisi. Aku tidak tanggung jawab ataupun kewajiban apapun untuk membantumu menemukan mereka!"
punya
Vanni langsung tampak kesal. Sambil mengarahkan telunjuknya kepada satpam dia berkata, "Bagaimana cara kau berbicara itu hah?"
"Kenapa sikapmu seperti itu?"
"Apa? Memangnya aku tidak boleh bertanya kepadamu?"
Sang satpam merasa malas untuk mempedulikannya jadi dia langsung membalikkan badannya dan pergi dari sana.
"Wehh, aku belum selesai berbicara. Siapa yang menyuruhmu pergi?"
"Sikap macam apa itu?"
"Rumah sakit jelek macam apa ini? Koq bisa mencari sampah seperti ini untuk dijadikan satpam sih?!"
Vanni yang mengekorinya dari belakang memaki dengan marah.
Sang satpam itu benar-benar marah sekarang. Dia menoleh dan langsung menunjuk ke Vanni sambil membentaknya, "Diam!"
"Coba saja kalau kau berani memaki lagi!"
Vanni terkejut lalu sambil menjulurkan lehernya dia berkata, "Kau mau menakuti siapa?"
"Biar aku kasih tahu yah, suamiku ada di sekitar sini!"
"Nanti kalau mereka sudah datang, aku akan menghabisimu!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report