Bab 1996 Menyandera

"Ternyata kamu sudah punya persiapan dari awal."

Dewi terkejut, Denny bahkan memalsukan tanda pengenalnya dan menyembunyikannya di bandara, selama bisa menangkapnya, kapan pun bisa kembali ke Negara Richie.

"Patuh dan dengarkan aku, kalau tidak, kamu tahu akibatnya!"

Denny mengancam dengan suara rendah, lalu langsung menyeretnya keluar.

Dewi sekarang tidak berani melawan, bagaimanapun juga, dia masih belum bisa memastikan, panti asuhan sudah bebas dari bahaya atau belum.

Bibi Lauren dan Paman Joshua adalah agen rahasia dengan pengawasan yang tajam, namun Denny masih bisa memasang bom di bawah pengawasan mereka, bisa dibayangkan Denny dan kaki tangannya tidak mudah dihadapi.

Dewi sudah lama mendengar, di belakang Denny adalah sebuah Organisasi Dark Night, kerajaan kegelapan yang dipimpin oleh dewa kegelapan yang legendaris, Parker, hingga saat ini belum ada yang bisa mengusiknya.

Bahkan negara Nusantara pun tidak sanggup.

Karena itu, Dewi tidak berani meremehkannya.

Denny membawa Dewi mengurus prosedur dengan lancar, setelah melewati pengecekan keamanan, mereka menuju ke pintu keberangkatan...

Dewi sangat menurutinya di sepanjang jalan, tidak melawan, melihat sudah akan naik pesawat, dia membuat alasan untuk pergi ke toilet, ingin mencari seseorang dan meminjam ponsel untuk menelepon Bibi Lauren.

Dia ingin memastikan, apa panti asuhan sudah berhasil lepas dari bahaya atau belum.

Tapi Denny tidak membiarkannya pergi, ia menekan bahunya, serta berkata, "Kita akan naik pesawat, di pesawat juga ada toilet."

"Aku ingin buang air sekarang."

Dewi berkata dengan keras, "Apa aku harus buang air di celana?"

Orang di sekitar mendengar suaranya, semuanya menoleh dan melihat ke arah mereka.

"Kamu jangan cari gara-gara ya."

Denny mulai emosi dan tidak sabar.

segera

"Hanya sebentar, tidak akan lama."

Dewi melihat sekilas ke arah pintu keberangkatan, para staf bandara sudah mulai membuka pintu, penumpang kelas ekonomi sudah mulai berbaris .... "Jangan banyak omong!"

Denny menarik Dewi mengecek tiket pesawat.

Mereka adalah penumpang kelas bisnis, tidak perlu mengantri.

Orang di sekeliling menatap mereka, staf bandara pun merasa sedikit anch, tapi karena mereka memiliki tanda pengenal, jadi mereka tidak banyak bertanya.

Keduanya telah melewati pengecekan tiket, berjalan menuju lorong pesawat, pada saat ini, dari belakang terdengar suara yang familier, "Nona Dewi!" Dewi menoleh ke belakang, Sonny buru-buru mengejarnya dengan dua orang pengawal

"Sonny!"

Dewi sangat terkejut, seperti telah melihat dewa penyelamat.

Denny segera menyeret Dewi naik ke pesawat, Dewi berjuang mati-matian, Sonny dan yang lainnya segera bergegas untuk menghentikannya. Denny tiba-tiba mengeluarkan pistol saku dari mansetnya dan mengarahkannya ke Sonny.

Dewi buru-buru mendorongnya, dan pelurunya pun meleset.

Tetapi suara tembakan mengejutkan pengunjung lainnya, semua orang ketakutan dan lari dengan tergesa-gesa, bahkan ada yang menelepon polisi. Sonny membawa beberapa orang untuk menyerang dan melawan Denny.

Dewi mengambil kesempatan untuk

melarikan diri, tapi Denny sangat terampil dan dia memiliki senjata lain yang disembunyikan

ditubuhnya, jadi dia dengan cepat dapat mengalahkan Sonny dan yang lainnya, serta bergegas menangkap Dewi....

Dua polisi bandara bergegas kemari dan berteriak keras, "Berhenti, jangan bergerak!"

Sayangnya mereka tidak memiliki pistol, hanya ada tongkat listrik.

Denny tidak bergeming sama sekali, Denny menendang keduanya, dengan segera meraih bahu Dewi, dan menyeretnya kembali dengan kasar.

Pada dasarnya, ada luka di bahu Dewi, ditambah dengan cengkeramannya yang kuat, membuat Dewi berteriak kesakitan.

2/3

Sonny dan yang lainnya bergegas

menyelamatkannya, Denny

langsung mengarahkan pistol ke kepala Dewi, dan berteriak dengan

marah, "Kalau kalian mendekat, aku akan langsung menembaknya!"

Seketika, semua orang tidak berani mendekat....

“Tenanglah, apa yang kamu inginkan, katakanlah, kami akan memenuhinya, jangan menyakiti Nona Dewi!"

Sonny berkata dengan cemas.

"Semuanya mundur!"

Denny tidak ingin banyak omong dengan mereka, jadi dia langsung membawa Dewi naik ke

pesawat.

Sonny dan yang lainnya mengikuti dengan hati-hati, yang lainnya tidak berani mendekat.

Staf bandara pun terkejut dan ketakutan, ada orang yang diam-diam lapor polisi, tetapi polisi tidak bisa datang secepat itu.....

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report